Template information

Dikibuli Ciblek

Dikibuli Ciblek


"Cekapret! Opo kui Jhon?" Rendi menatap nyala layar hp yang aku letakkan di atas meja. Matanya tajam menatap sebuah foto cewek yang kujadikan Wallpaper.

"Kamu mengenalnya kan Ren?" Tanyaku yang lantas mengusap rambut kepala ke belakang.
Kusandarkan tubuh di kursi. Sementara nafasku tersengal tidak teratur.

"Sepertinya iya. Bukankah itu si Vina?" Ucap Rendi, dan mengambil hp tersebut.

"Benar sekali. Tapi sayang Ren, dia sudah jalan sama orang lain,"

"Maksudmu Jhon?"

"Vina sudah pacaran sama Dendy!" Kataku dengan kesal.

"Cekapret, hahahaa..
Kan sudah aku bilang dari kemarin bahwa Vina suka sama Dendy. Kamunya saja yang tidak mau dengar," Rendi tertawa, dan malah menambah emosi ku menaik.

"Ah kamu Ren, namanya juga cinta," Ku sambar hp di tangan Rendi. Aku hapus wallpaper tersebut, sementara Rendi memandangku nyengir kuda.

"Lupakan saja Vina itu, cari cewek lain seperti Dinda, Dewi, ataupun Deswita,"

"Nggak bisa Ren. Vina itu segalanya buat aku, tahu tidak?"

"Iiiih, segitunya kamu sama Vina sih Jhon,"

"Memang iya, kenapa? Aku sudah menghabiskan banyak uang buat dia Ren..., jadi aku harus miliki dia,"

"Itu lah kamu Jhon. Asal kamu tahu, Vina itu bukan cewek baik. Dia itu ciblek yang suka mencari cowok," Kata Rendi, dan membuatku tersentak. Aku marah atas ucapan sahabatku itu, tapi diriku masih bisa menahan emosi itu.
Ku tatap Rendi dengan tajam. Ingin sekali aku menempeleng wajahnya, tapi lagi-lagi aku masih sadar dan bisa mengendalikan diri.

"Cekapret, sorry Jhon bila aku membuatmu marah. Namun seperti itu kenyataannya Jhon...,"

"Masah bodoh ah!" Aku meninggalkan Rendi yang terbengong.
Rasa di dada sungguh sangat sumpek dan ingin marah-marah.

Kuhempaskan tubuh ke atas kasur. Aku benar-benar marah sama Rendi. Masa dia mengatakan hal itu kepadaku yang dalam suasana hati bersedih. Namun, andai benar apa yang Rendi katakan tadi bahwa Vina sering bersama cowok-cowok, berarti aku tertipu dong, pikirku.

"Aku harus membuktikan ucapan Rendi!" Kataku yang kemudian memukul kasur. Sungguh, Vina telah membuatku galau dan emosi.

Seperti biasanya, aku menelphone Vina, menanyakan akan kemana sore nanti. Vina menjawabnya tidak akan kemana-kemana, dan ketika dia kuajak jalan, jawabanya ia lagi nggak mood keluar rumah.
Aku tidak percaya begitu saja sama Vina mengingat apa yang dikatakan oleh Rendi tadi siang. Diam-diam tanpa sepengetahuan Vina, diriku langsung pergi ke rumahnya dengan maksud hendak menguntitnya jika dia keluar rumah dan pergi dengan cowok lain.
Aku sampai di dekat rumah si Vina yang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumahku. Benar saja, Vina tampak keluar dari rumah dengan penampilan rapi. Dia menaiki sepeda kayuh dan sepertinya hendak pergi ke suatu tempat.
Tanpa berpikir lama, diriku pun langsung mengayuh sepeda membuntuti Vina.

"Sial! Benar kata Rendi, ternyata Vina suka sama Dendy. Pemuda kampung sebelah itu, huh!!!" Aku mengepalkan tangan. Kulihat Vina berhenti di tempat dimana Dendy berada.
Aku terus memperhatikan mereka berdua. Seketika darahku naik, wajah berubah memerah. Kulihat Dendy mencium kening si Vina, hal yang belum pernah aku lakukan pada cewek tersebut.
Aku berniat menghajar Dendy, tapi kemudian aku urungkan karena datang beberapa orang temannya cowok itu. Aku pun pergi meninggalkan mereka.

"Cekapret! Darimana kamu Jhon? Wajah kok merah seperti kebakar emosi, hahaa...," Rendi mengagetkan diriku. Dia muncul tiba-tiba dari tikungan jalan.

"Sial! Benar apa katamu Ren,"

"Benar apa kataku, maksudnya?,"

"Itu di sana, Vina lagi mesum sama Dendy," Kataku penuh emosi. Rendi menoleh ke arah yang tunjuk. Dia kemudian tertawa terbahak.

"Cekapret, apa aku bilang Jhon,"

"Iya Ren. Huh, dasar cewek ciblek tidak tahu diri!" Kutendang kaleng susu yang teronggok di jalan, 'gluntang gluntang gluntang', Rendi kembali tertawa. Sementara diriku langsung mengayuh sepeda kembali ke rumah.

"Cekapret! Woy, tunggu," Suara Rendi, aku tetap mengayuh sepeda penuh emosi karena telah dikibuli si Vina, ciblek yang tidak tahu diri. (*)

Related Posts :

0 Response to "Dikibuli Ciblek"

Posting Komentar

wdcfawqafwef