Template information

Pertarungan Jagoan Kampung

'Plak plak' sebuah tamparan keras kulayangkan ke wajahnya. Aku sangat geram dan emosi atas tingkahnya dia selama ini. Lelaki itu sudah berulang kali menjahili istriku. Bahkan nyaris saja dia memperkosa istriku yang saat itu sedang mencuci pakaian.
Dia adalah tetanggaku sendiri. Kelakuannya pada istriku memang sangat kurang ajar. Memang sih, katanya lelaki tersebut sudah lama sekali mengincar istriku. Dia menyukai istriku jauh sebelum hidup berumah tangga denganku.
Berulang kali lelaki bertubuh kerempeng itu menyatakan cintanya pada Vina, istriku. Namun selalu ditolaknya karena Vina sangat tahu betul dengan segala tindak tanduk lelaki bernama Paijo tersebut.
Meskipun Paijo seorang yang suka menenggak minuman keras dan banyak temannya di situ, tapi aku nggak gentar sedikitpun terhadap dia dan teman-temannya yang brengsek itu.

Paijo memang tidak diam saja saat kutampar. Dia melawan, bahkan mengajak diriku berduel dengannya. Aku yang saat itu kekalapan pun meladeni tantangan begundal tersebut.
Kami berduel. Adu jotos tak dapat dihindarkan lagi. Dengan jurus-jurus mautnya, dia menyerangku membabi buta. Sementara aku juga melayani setiap serangannya dengan jurus-jurus andalan yang dulu pernah kupelajari di sebuah Perguruan Pencak Silat.
Paijo terus merangsek, tapi tak satupun serangannya mengenai sasaran. Justru aku menohoknya hingga dia terjengkang.
Tidak mau memalukan, Paijo kembali bangkit dan melancarkan satu tendangan geledeknya. Namun diriku dapat menepisnya. Sebuah kepretan aku layangkan dan hampir mengenai wajah si brengsek Paijo.
Perlu diketahui, Paijo juga seorang yang jago bela diri. Kata istriku, Paijo dulu pernah belajar Taekwondo, bahkan dia termasuk pelatihnya disana. Entah kenapa sekarang kelakuan dia malah tidak terpuji, suka mabok-mabokan, main perempuan, judi, mengganggu istri orang, dan suka bikin onar di kampung sendiri.

Perkelahian kami sangat sengit, nafas kami sampai tersengal-sengal karena kelelahan oleh stamina yang mulai turun dratis.
'Plak' satu tamparan kembali mendarat mulus dan sangat keras di pipi Paijo. Aku hendak melancarkan serangan berikutnya tapi kemudian ada beberapa warga datang dan melerai kami.

"Awas kamu! Tunggu pembalasanku sebentar lagi!" Teriak Paijo dan langsung kabur menggunakan sepeda motornya.

"Kamu tidak apa-apa Den Mas?" Tanyanya pak Junet kepadaku.

"Tidak pak,"

"Ada masalah apa kamu sama si Paijo itu Den Mas. Aku hanya takut kalau dia mengajak semua teman-temannya kemudian mengeroyokmu,"

"Dia selalu mengganggu istriku pak.
Tidak apa-apa pak kalau dia mau main keroyok," Kataku yang lantas menyeka keringat di wajah.

"Ya bapak hanya memberi tahu saja kalau si Paijo itu suka berbuat nekat,"

"Iya pak,"

Benar saja, Paijo kembali ke tempat dimana aku masih berdiri bersama beberapa warga.
Paujo datang lagi bersama pasukannya yaang berjumlah kurang lebih 20 orang dengan peralatan tempur lengkap di tangan.
Melihat hal itu, para warga di dekatku langsung bertindak cepat. Beliau-beliau mengambil peralatan apa saja di dekat mereka, begitu juga denganku yang langsung mengambil sebatang kayu yang teronggok.
Rupanya Paijo cs sedang mabuk berat hingga mereka tidak takut jika yang dihadapi kini adalah warga kampungnya sendiri.
Paijo cs merangsek maju dan mengayunkan senjata di tangan ke arah kami. Kami menyambut serangan mereka. Duel semakin seru. Suasana bertambah mencekam ketika seorang warga di pihak kami terkena sabetan senjata tajam.
Warga lain kemudian berteriak minta bantuan. Orang-orang kampung berdatangan dan langsung menyerang Paijo cs karena mereka tahu siapa yang lagi bertikai.
Tidak menunggu lama, Paijo cs pun kocar-kacir. Mereka hendak melarikan diri namun warga telah mengepung mereka. Paijo cs pun akhirnya menjadi bulan-bulanan para warga yang memang sudah geram sejak lama.
Sangat disayangkan, Paijo kemudian tewas digorok lehernya oleh seorang warga yang sangat dendam kepadanya. (*)

0 Response to "Pertarungan Jagoan Kampung"

Posting Komentar

wdcfawqafwef