Template information

KEMBAR BUKAN BERARTI SAMA

Vicky tidak seperti biasanya. Dia sekarang tampak kusut, acak-acakan dan seperti hilang gairah. Vico yang melihat hal itu langsung mendekatinya.

"Hei Vicky, apa yang terjadi denganmu? Kamu tampak kusut hilang gairah seperti itu," Namun Vicky tidak menjawab pertanyaan Vico. Dia malah memalingkan muka, seakan Vico telah memuakkannya.

"Vicky, kamu kenapa sih? Ditanya kok malah membuang muka,"

"Tidak apa-apa!" Jawab Vicky dengan ketus.

"Lho lho lho.., kok begitu sih Vick. Ngomong dong kamu kenapa,"

"Kan sudah kubilang, tidak apa-apa,"

"Tidak apa-apa kok seperti itu.
Ya sudah kalau kamu tidak mau mengatakannya kepadaku. Aku tinggal dulu ya, bye!" Vico berdiri dan berlalu dari tempat itu. Sementara Vicky cemberut memandang Vico.

"Awas kamu Vico!" Ancam Vicky. Dia juga beranjak dari tempat duduknya lalu entah pergi kemana.
Perlu diketahui Vicky dan Vico adalah saudara kembar. Mereka hidup ditengah keluarga yang berkecukupan.
Vicky adalah kakaknya Vico. Pribadinya Vicky tidak seperti Vico.
Kalau Vico berkepribadian sopan, ramah, cerdas. Namun tidak demikan dengan Vicky, dia keras, sedikit urakan, otaknya pun tidak encer alias bodoh. Di setiap pelajaran sekolah pun selalu mendapatkan nilai rendah.
Vicky juga kalah sama Vico kalau soal cewek. Bukannya Vico yang nguber cewek tersebut, melainkan cewek-cewek itu yang nguber Vico.

Pernah disuatu hari pas jam istirahat sekolah. Vico lagi duduk sendiri di dalam kelas sambil membaca buku, tiba-tiba datang temannya (cewek bernama Linda Lindu). Cewek tadi langsung mencium Vico dari belakang, katanya sih.. dia tidak tahan menahan rasa gemasnya pada Vico.

"Emmmuachh, kena kamu Vico," Kata cewek bernama Linda Lindu pada Vico.

"Apa sih kamu," Vico menatap wajah Linda Lindu.

"Mau lagi tidak say?" Tanyanya Linda Lindu dengan genitnya.

"Wew.. Sayang? Nanti ada yang marah kalau kamu ucapkan itu padaku,"

"Tidak ada yang marah kok," Kata Linda Lindu.

"Itu Vicky. Nanti dia marah,"

"Vicky? Biarin saja. Memangnya kenapa dengan Vicky," Linda Lindu tambah centil saja pada Vico. Cewek itu semakin memepetkan tubuhnya pada Vico.

"Kok biarkan. Bukankah dia pacarmu,"

"Kata siapa?" Tanyanya Linda Lindu.

"Ya kata Vicky sendiri.
Sudah Lin, jangan dekat-dekat seperti ini ah," Pinta Vico.

"Ah kamu Vico. Ya sudah, bye," Linda Lindu beralih dari tempat duduknya. Dia kemudian duduk di bangkunya. Sesekali Linda Lindu tersenyum melihat Vico. Dia tidak tau, kalau ada sepasang mata memperhatikan dirinya dan Vico dari balik kaca jendela.

"Kurang ajar kalian. Berani-beraninya bermesraan dihadapanku.
Awas kamu Linda, Vico!" Kata Vicky dengan tangan tangan mengepal.
Tidak lama kemudian dia masuk ke dalam kelas karena bell pelajaran sudah berbunyi.
Saudara kembar itu satu kelas namun tidak sebangku, karena kata Vicky, dia mau mendapatkan suasana beda dengan tidak sebangku sama Vico.

*

Rupanya, Vicky telah dibakar api cemburu pada Vico atas kedekatannya pada Linda Lindu.
Vicky sering diam kalau ditanya oleh Vico, yang mana hal itu membuat Vico jadi kebingungan.

"Vicky, kenapa akhir-akhir ini kamu selalu begitu padaku? Setiap aku tanya kamu selalu diam dan tak acuh. Ada apa Vick?!" Tanyanya Vico, karena biar bagaimanapun tidak akan enak kalau di diamkan oleh orang serumah.

"Tidak kenapa-kenapa," Vicky tak acuh pada Vico.

"Jangan begitu dong Vick. Aku tau kalau kamu lagi marah padaku. Tapi tolong jelaskan kenapa kamu marah padaku,"

"Siapa yang marah," Kembali Vicky tak acuh.

"Ya sudah kalau kamu tidak mau mengatakannya padaku. Berarti selama ini kita tidak ada ikatan saudara.
Vick, sebelum aku ketempat kakek, aku mau minta maaf kepadamu. Aku akan tinggal di rumah kakek. Aku juga akan pindah dari sekolahan kita selama ini," Kata Vico.

"Kok?" Vicky memandang Vico.

"Iya Vick. Aku sudah bilang sama Bapak dan Ibu, juga kakek. Mereka mengijinkanku. Hanya perpindahan sekolah yang belum di ijinkan.
Sudah dulu ya Vick, sekarang aku mau ke rumah kakek," Vico membalikkan badan. Dia bergegas ke kamarnya, lantas keluar lagi dengan tas ransel dipunggung.
Vicky yang melihat hal itu cuma bengong saja. Dalam hatinya berkata 'Pergi sana, emang gue pikirin kamu mau tinggal dimana!'. Tidak lama kemudian terdengar mesin kendaraan roda dua menderu dan menjauh dari rumah tersebut.
Vicky tampak menyandarkan tubuhnya ke sofa. Senyumnya sinis mengembang untuk kepergian Vico.

Hati Vicky terasa lega atas kepergian Vico ke rumah kakeknya. Dia menganggap, saingannya telah menjauh darinya. Selama ini dia menganggap kalau Vico adalah sebuah batu sandungan dan penghalang akan semua keinginannya.
Seperti hari biasanya, pagi itu Vicky berangkat ke sekolahan dengan mengendarai sepeda motor. Dia tampak celingukan seperti mencari sesuatu.

"Bukankah Vico tidak di rumah, ah aku lupa," Vicky pun langsung menggeber sepeda motornya.
Setelah dia sampai di sekolahan, Vicky langsung masuk ke dalam kelas. Wajahnya tampak sumringah, karena dilihatnya si Linda Lindu ada disana.

"Hei Vicky. Mana Vico," Tanyanya Linda Lindu.

"Vico, dia tidak masuk. Katanya mau pindah sekolahan. Kenapa nanyain dia melulu sih," Vicky tampak manyun.

"Pindah sekolahan? yang bener Vick," Tampak Linda Lindu tidak percaya. Sementara itu Vicky tampak masih manyun pada Linda Lindu.
Tidak lama kemudian bell masuk kelas berbunyi. Pelajaran pun di mulai. Linda Lindu seperti mencari sosok diri Vico. Namun yang dicarinya tidak ada dalam kelas tersebut.

**

Waktu terus berjalan. Sebagai orang yang suka pada Vico, tentu Linda Lindu kelimpungan disaat remaja cowok itu tidak pernah muncul di dalam kelasnya. Apalagi Vico adalah sosok baik juga cerdas, pasti banyak yang menyukainya. Beda dengan Vicky yang sering memunculkan sifat keras kepalanya, selalu mau menang sendiri tapi O'on (bodoh).

"Aku kangen banget sama Vico. Aku harus mencari Vico. Vicky, Vico tinggal dimana sekarang?"

"Di rumah kakek. Kenapa memang?!" Kata Vicky agak ketus.

"Kakekmu rumahnya mana?" Tanyanya Linda Lindu.

"Kamu mau nyari Vico ya, gak akan aku kasih tau alamatnya,"

"Kenapa tidak mau ngasih Vick? Kalau kamu itu pacarku, berbaiklah padaku dengan memberitahu dimana alamat Vico sekarang.
Kamu jangan bisanya cuma bilang cinta dan sayang saja kepadaku Vick," Kata Linda Lindu.

"Ok ok. Ini alamatnya.
Tapi aku tidak mau kalau disuruh mengantar kesana," Vicky menulis dan menyodorkan alamat si Vico pada cewek di dekatnya.

"Beneran ini? Ok, than Vicky...," Dalam hati Linda Lindu bilang: 'Kamu tidak mau ngantar juga tidak apa-apa, aku malah bersyukur'.
Sementara Vicky menatap tajam wajah Linda Lindu. Dalam hatinya berkata: 'Busyet! Sialan deh gue! Kenapa juga gue kasih alamat itu pada dia, huh!'.
Karena sudah siang, bell pulang sudah berbunyi, mereka pun lantas keluar kelas.
Tampak Linda Lindu berlari menuju ke pintu gerbang sekolahan. Kemudian dia masuk ke sebuah angkutan umum yang biasa dia tumpangi.
Vicky hanya bisa melihat saja atas Linda Lindu tadi. Vicky sudah menawarkan diri untuk mengantar cewek itu pulang ke rumahnya. Namun selalu ditolaknya oleh Linda Lindu, hingga dia pun bosan untuk menawarkan diri lagi.

"Ah sial! Punya cewek satu tapi kelakuannya seperti itu, tidak mau ngerti perasaanku. Huh, mending aku kerumah Joni dan mabuk disana, hahaa," Vicky menggeber sepeda motornya. Dia menuju kerumah teman yang biasanya bermabok-mabokan.
Selang beberapa jam, Vicky sudah sampai di rumah si Joni. Seperti biasa, Vicky langsung disambut senyum tawa oleh si Joni.

"Bawa berapa botol Coy," Suara Joni.

"Tidak ada Bro. Hari ini aku pailit! Tidak ada uang buat beli gepeng," Sahut Vicky. Dia langsung duduk di kursi.

"Yang benar?
Ya sudah, biar aku yang nyari. Kamu mau ikut apa nunggu disini?! Kunci kontaknya mana," Joni menyambar kunci kontak yang di pegang Vicky. Vicky hanya senyum kecut, dia lantas berbaring di kursi itu. Sementara Joni langsung pergi.
Tidak perlu waktu lama, Joni sudah kembali dengan 2 botol minuman keras. Dia membangunkan Vicky yang sudah terlentang itu.

"Bangun-bangun, sudah siap Coy," Joni menenggak minuman di dalam gelas kecil. Vicky pun langsung terbangun dan menikmati minuman di hadapannya.
Hampir tiap hari Vicky mabuk-mabukan bersama temannya yang bernama Joni. Sebenarnya Vico sudah tau akan hal itu dan sudah menasehati kakaknya (Vicky) tapi di acuhkannya.
Kembar bukan berarti sama, begitu juga antara Vicky dan Vico. (*)

Related Posts :

0 Response to "KEMBAR BUKAN BERARTI SAMA"

Posting Komentar

wdcfawqafwef