Template information

Cintaku Di Arena Balap, Episode 5

cintaku di arena balap


Setelah mengantar Nita sampai di rumahnya, Silvi langsung pamit pulang.
Rumah Silvi dan Nita memang tidak begitu jauh. Ia langsung masuk ke dalam rumah, mandi dan berganti baju.
Hawa dingin memang masih terasa. Apalagi gerimis kembali turun di sore itu.
"Bikin minuman hangat dulu deh," Kata Silvi setelah rapi dengan penampilannya.
Silvi duduk santai di depan pesawat televisi dengan ditemani segelas teh panas yang baru dibikinnya.
Silvi bergegas mengambil hp miliknya yang tadi di taruh di kamar.
"Siapa ini?" Suara Silvi.
"Ini aku Vi, Syahputra," Jawab penelphon tersebut.
"Oh Syahputra, ganti nomer nih?"
"Iya Vi, nomer yang biasanya lagi tidak ada pulsa.
Bagaimana tadi, jadi nonton balapnya?" Tanyanya Syahputra.
"Jadi, malah kita bertemu sama kakakmu,"
"Kakakku? Wijaya maksudmu,"
"Iya," Silui mengiyakan.
"Terus? cerita apa saja Wijaya sama kalian,"
"Cerita biasa saja. Dia bilang kalau kamu adalah adiknya,"
"Memang kalian cerita apa saja ke Wijaya?" Tanyanya Syahputra.
"Hanya bilang kalau kamu adalah teman kuliahku dan Nita,"
"Oh begitu.., eh Vi, kamu nanti malam kemana?"
"Tidak kemana-mana. Ada apa memamangnya Syah?"
"Aku mau minta bantuan ke kamu," Kata Syahputra.
"Bantuan? Bantuan apa,"
"Bantuan untuk mendapatkan Ratna," Kata Syahputra.
"Hahaa, itu lagi.. itu lagi. Memangnya belum kamu dapat apa dia,"
"Belum Vi, susah banget dianya. Bantuin aku ya Vi,"
"Emmm, ok. Tapi nanti kamu jemput aku, ya," Kata Silvi.
"Nanti Ratna aku ajak ke rumahmu Vi, jadi aku tidak perlu menjemputmu,"
"Hah, diajak ke rumahku?" Silvi sepertinya kaget.
"Iya, kenapa kamu seperti kaget begitu? Apa tidak boleh, ya?"
"Boleh kok. Ok deh," Kata Silvi.
"Thank Vi, nanti jam 7 aku ke rumahmu,"
"Ok Syah, ok,"
"Ya sudah Vi, begitu saja. Sudah ya, bye," Suara Syahputra, kemudian cowok itu menutup pembicaraan.
"Kebiasaan itu orang, bicaranya cepat, dan langsung pergi kalau sudah menyampaikan sesuatu. Syahputra.. Syahputra," Silvi tersenyum sendiri.

Silvi menikmati minumannya. Pandangannya tajam ke layar televisi. Acara televisi saat itu memang mengasikkan, yakni sinetron favorit dia.
"Waduh, seharusnya kamu jangan ngumpet disitu Brandy," Ucap Silvi mengomentari jalannya cerita sinetron tersebut.
"Ini anak, kalau di depan tv pasti ngedumel sendiri," Suara ibunya Silvi yang baru pulang dari arisan ibu-ibu.
"Bu, minta uangnya dong..," Silvi menadahkan tangan pada ibunya.
"Kamu ini, duit terus yang diminta. Ini,"
"Kok seribu? 10.000 dong bu.., ibu cantik deh," Silvi memang suka bermanja dengan ibunya, meskipun dia sudah menjadi seorang mahasiswa.
"Kamu ini Vi, manja kalau ingin mendapatkan sesuatu. Ini," Kata ibunya yang kemudian memberikan uang sepuluh ribuan pada anaknya tersebut.
"Terima kasih ibuku yang cantik dan baik.. Hikhikhiik. Beli bakso ah..," Silvi ke luar rumah, karena tadi ada suara mangkuk di pukul-pukul menggunakan sendok, dan biasanya itu suara pedagang bakso yang berkeliling di sekitaran tempat tinggalnya.
Cewek cantik itu menoleh kesana kemari, tapi penjual bakso yang dicarinya tidak tampak.
"Mana ini penjual bakso? Tadi ada suara mangkuk dipukul-pukul sendok, ah aku tertipu," Silvi pun kembali masuk ke rumah.

Malam telah tiba. Seperti yang dikatakan oleh Syahputra temannya Silvi tadi. Cowok adiknya Wijaya itu datang ke tempatnya Silvi. Ia datang berboncengan dengan seorang cewek, yang juga temannya Silvi.
"Hei Vi," Suara Syahputra yang telah turun dari sepeda motor dan langsung menyapa Silvi lagi duduk di teras rumah.
"Aku kira siapa Syah. Hei Ratna," Kata Silvi pada mereka. Ketiganya pun saling senyum.
"Pada kemana orang tuamu Vi, kok sepi," Tanyanya Syahputra.
"Ada di dalam, sebentar, ya," Silvi masuk ke dalam. Ia membuatkan minuman untuk kedua temannya tersebut, lantas keluar lagi.
"Wuidih, kok repot-repot sih Vi," Kata cowok itu.
"Tidak apa-apa, biasa saja. Ayo diminum, Rat, Syah,"
Mereka saling pandang, sepertinya suasana tampak kaku, karena Syahputra pun kemudian terdiam.
Diliriknya Silvi oleh Syahputra, cowok itu sepertinya memberikan perintah pada Silvi dengan kedipan matanya.

"Eh Rat, malam minggu kemarin kamu kemana? Aku hendak main ketempatmu bareng Nita, tapi tidak jadi karena gerimis," Tanyanya Silvi pada Ratna.
"Aku di rumah saja kok," Jawabnya Ratna.
"Oh, aku kira kamu kemana gitu, hehee," Seulas senyum tampak mengembang di bibir Silvi. Sementara Syahputra hanya diam memperhatikan keduanya.
"Tidak ada Vi, lagian malas keluar rumah kalau tidak ada temannya," Ratna lantas menoleh ke arah Syahputra.
"Iya sih, tapi kamu kan bisa ngajak si Syahputra ini," Kata Silvi.
"Mana mau dia ngajak aku malam mingguan," Sahut Ratna.
"Siapa, aku? Mau kok," Kata Syahputra.
"Eh, sebentar ya, ada telphon," Silvi bergegas masuk ke dalam rumah, karena hpnya berbunyi.
Kemudian ia kembali keluar dan duduk bersama kedua temannya itu.
Syahputra dan Ratna memandang Silvi.
"Telphon dari siapa Vi," Tanyanya Syahputra.
"Tidak tau, nomernya tidak ada namanya,"
"Oh.. telphon dari orang tak dikenal," Sambung Syahputra.
"Iya Syah. Hallo, siapa?" Silvi kembali mengangkat telphon dari seseorang.
"Hallo, ini Silvi kan? Aku Wijaya," Suara itu di ujung telphon.
"Wijaya?" Silvi memandang Syahputra, begitu juga sebaliknya.

(bersambung)

0 Response to "Cintaku Di Arena Balap, Episode 5"

Posting Komentar

wdcfawqafwef