"Iya Vi, aku Wijaya. Kamu lagi apa?"
"Aku lagi sama teman-teman di rumah. Ada apa Jaya?"
"Tidak apa-apa, hanya ingin tau kabarmu saja, hehee,"
"Oh, kabarku baik saja kok," Kata Silvi.
"Vi, kamu suka main balapan motor tidak?"
"Kalau main langsung sih belum pernah, tapi suka melihatnya,"
"Emm, mau tidak kalau suatu saat nanti kamu aku ajari balapan," Kata Wijaya.
"Mengajariku? Yang benar?!"
"Iya benar, itupun kalau kamu mau,"
"Emm, tapi aku takut juga kalau harus mengemudikan motor dengan ngebut,"
"Iya nanti belajar pelan-pelan dulu Vi, bagaimana?" Sambung Wijaya.
"Kita lihat nanti saja ya," Silvi lantas terdiam. Ia memandang Syahputra dan Ratna.
"Ok Vi. Sudah dulu ya Vi, aku mau mandi dulu, dari tadi pagi belum mandi nih, hehee,"
"Waduh, joroknya, hahaa. Ya sudah, mandi dulu sana," Percakapan antar keduanya pun selesai.
"Tadi itu Wijaya ya Vi?"
"Iya Syah,"
"Ngomong apa saja dia," Tanyanya Syahputra.
"Emm, nawari latihan balap motor," Jawab Silvi.
"Dia ngajak kamu latihan balap motor Vi?"
"Iya Syah, kenapa?" Silvi tampak mengerutkan kening.
"Tidak apa-apa, hanya bahaya saja buat cewek kalau balapan itu,"
"Kan sama saja cewek apa cowok Syah. Sama-sama bahayanya kalau naik motor ngebut.
Ayo diminum lagi, Rat, Syah.
Ratna, maaf, ada cowok yang suka sama kamu lho," Silvi menatap Ratna sebelum meminum minumannya.
"Cowok suka sama aku? Siapa cowok itu Vi," Ratna jadi penasaran.
"Ada deh," Kata Silvi.
"Ada deh siapa?"
"Ah, paling kamu tidak suka kepadanya kok. Mendingan tidak aku kasih tau saja," Silvi mengulum senyum. Ratna mengernyitkan dahi, sementara Syahputra menundukkan wajahnya.
"Iya sudah kalau tidak mau ngasih tau, lagian tidak penting buat aku," Kata Ratna.
"Bener tidak penting? Ah jangan begitu lah Rat, kasihan cowok itu,"
"Lha kan kamu juga tidak mau ngasih tau, jadi kan tidak penting banget Vi,"
"Hikhikhiiik, ada di dekat kamu itu," Silvi terkikik.
"Syahputra maksudmu?" Ratna menoleh Syahputra.
"Iya," Silvi menatap keduanya. Ratna lantas diam.
"Aku mungkin tidak disukainya Vi," Syahputra angkat bicara meski sepatah kata.
"Bukan tidak disukainya Syah, tapi mungkin waktunya Ratna membalas cintamu. Iya kan Rat?" Silvi mencoba untuk mengasih sedikit pengertian pada Syahptra.
"Aku masih butuh waktu untuk menjawab semua itu," Kata Ratna.
"Jangan lama-lama jawabannya Rat, kasihan yang menunggunya, hehee," Ujar Silvi.
Suasana menjadi sepi, mereka terdiam beberapa saat. Sesekali Silvi memandang wajah kedua temannya tersebut. Tampak di raut muka Syahputra ada keinginan cepat mendapatkan jawaban dari Ratna, tapi cewek bernama Ratna itu masih saja bungkam untuk masalah mereka berdua.
"Bagaimana Rat?" Silvi kembali menanyakan perihal jawaban Ratna atas Syahputra.
"Apa aku harus menjawabnya? Seharusnya Syahputra bisa tau sendiri atas sikapku selama ini, karena kita sama-sama sudah dewasa kan?" Kata Ratna.
"Bukan masalah sudah dewasa atau tidaknya lah Rat, tapi mungkin untuk kebanyakan orang tidak akan tau apa yang sebenarnya kita inginkan tanpa adanya ucapan yang bisa menjelaskan, bukan begitu? Dan aku rasa, Syahputra juga akan menerima apapun jawaban yang akan kamu berikan. Satu lagi, janganlah lantas kita saling menjauh kalau ada jawaban yang tidak memuaskan kita, jawaban yang tidak sesuai dengan yang kita harapkan," Panjang lebar Silvi menjelaskan pada kedua temannya itu. Ratna dan Syahputra hanya terdiam, seakan mereka lagi menyelami apa kata Silvi tadi.
"Biarlah kalau Ratna tidak mau menerima ketulusan cintaku. Mungkin benar, aku tidak pantas untuknya," Kata Syagputra.
"Bukan begitu Syah, tapi aku benar-benar belum bisa memberikan jawabannya untuk saat ini," Sambung Ratna.
"Hal apa yang membuatmu belum bisa memberikan jawaban Rat? Bisakah kamu memberikan penjelasannya," Sepertinya Silvi sudah gregetan pada Ratna.
"Sudahlah Vi, aku tau kok kalau dia tidak mencintaiku," Syahputra menghela nafas.
"Bukan begitu Syah. Tapi.. tapi karena aku masih ada hubungan sama cowok yang membuatku seperti ini. Sedangkan cowokku itu menggantungkan hubungan kami," Ratna menjelaskan.
"Maksudmu Rat? Menggantung bagaimana, dan cowokmu yang mana sih?" Tanyanya Silvi.
"Cowokku waktu SMA. Dia pergi merantau dan tidak ngasih kabar kepadaku, jadinya sekarang tidak ada kejelasan atas cintanya kami," Terangnya Ratna.
"Oh, teman SMA?
Sudah berapa lama dia merantau tidak memberi kabar ke kamu?" Tanyanya Silvi.
"Sudah 5 tahun,"
"Ah kamu Rat. Buang saja cowok seperti itu, karena itu sama saja menyiksamu, kecuali kalu memang kamu mencintainya sampai mati," Kata Silvi. Ratna diam, Syahputra juga terdiam. Ratna tampak mengambil nafas dalam-dalam sebelum berbicara.
"Terus aku harus bagaimana Vi?" Suara Ratna.
"Iya itu tadi, lupakan cowok itu, dan kamu terima saja si Syahputra," Silvi kembali meminum tehnya yang tinggal beberapa teguk.
"Apa Syahputra mau menerima hal ini?" Kata Ratna.
"Tanyakan saja langsung pada dia," Sahut Silvi dan menatap Syahputra.
"Aku sih menerima apapun yang terjadi pada Ratna," Kata Syahputra.
"Nah, itu kan Rat. Sekarang tinggal dirimu bagaimana," Silvi menegaskan apa kata Syahputra.
"Emmm, besuk saja ya Vi, Syah, aku memberikan jawabannya," Ratna sepertinya masih ingin mikir dulu atas hal itu.
"Bagaimana Syah?" Tanyanya Silvi pada temannya.
"Iya, tidak apa-apa," Kata Syahputra.
"Nah, begitu kan jadi jelas Rat, tidak harus menunggu lebih lama lagi, iya kan Syah?
Sebentar, iya bu..," Silvi kemudian masuk ke dalam rumah karena ibunya memanggil dirinya.
(bersambung)
0 Response to "Cintaku Di Arena Balap, Episode 6"
Posting Komentar