Template information

Pertengkaran Antar Anak, Orang Tua Saling Membenci

"Aku lempar ini kamu!" Kipli mengangkat tangan yang menggenggam sebuah batu.
"Lempar saja kalau berani!" Caplin tidak kalah gertak. Kedua anak itu saling melotot. Mereka bertengkar karena sebuah permainan.
"Rasakan ini!" Suara Kipli.
"Aduh!" Batu yang dilemparkan Kipli mengenai perutnya Caplin, anak itu langsung membungkukan tubuhnya terkena lemparan Kipli. Tidak lama kemudian, Caplin mengambil batu dihadapannya.
"Wuek tidak kena," Kata Kipli.
"Ini!" Wuz.. Batu ditangan Caplin pun melesat dan mengenai kepala Kipli.
Anak bernama Kipli pun sempoyongan.
"Aduh! Huhuhuhuuu," Kipli menangis dengan memegangi kepalanya. Tampak darah mengalir dan membasahi tangannya.
"Rasakan..," Caplin berlari meninggalkan Kipli yang menangis.
Tidak lama berselang tampak seorang wanita berlari ke arah Kipli.
"Kamu kenapa nak?!"
"Huhuhuhuuu, Kipli dilempar batu sama Caplin," Kata Kipli kepada wanita tersebut yang ternyata adalah ibunya.
"Hah?! Dilempar batu oleh Caplin?!
Awas kamu Plin!!!" Ibunya Kipli tampak mencari Caplin, tapi yang dicarinya tidak ada.

"Ada apa ini bu?! Kamu kenapa Pli," Seorang lelaki datang dengan membawa sabit dan keranjang tempat rumput.
"Ini pak, anakmu dilempar batu oleh Caplin," Kata ibunya Kipli.
"Apa? Dilempar batu oleh Caplin?!
Caplin anaknya Tukijan maksudmu bu?!"
"Iya pak," Jawab ibunya Kipli.
"Kurang ajar! Anak dan bapaknya sama saja! Sama-sama ngajak ribut keluarga kita, awas kalian!!!" Dengan wajah memerah, bapaknya Kipli langsung memutar badan hendak melabrak Caplin.
"Kamu mau kemana pak,"
"Mau ke rumah Tukijan!" Jawab bapaknya Kipli dengan keras. Tampak sekali kemarahannya memuncak.
"Lha ini Kipli bagaimana pak?!" Tanyanya ibu Kipli.
"Di urus kamu dulu," Bapaknya Kipli pun berjalan cepat menuju rumah pak Tukijan.

"Hei Tukijan, keluar!" Suara bapaknya Kipli yang bernama Trubus.
"Ada apa? Oh kamu Bus, ada apa?!" Seorang laki-laki keluar rumah, dia adalah bapaknya Caplin.
"Dimana Caplin?!" Kata pak Trubus dengan menggenggam erat gagang sabit.
"Ada apa kamu mencari Caplin,"
"Dia telah melempar kepala anakku dengan batu!" Pak Trubus tampak geram.
"Hahahahaaa, rasakan!" Pak Tukijan tertawa terbahak. Melihat orang yang selama ini berseteru dengannya, pak Trubus semakin naik pitam. Di acungkan sabit ditangan pada pak Tukijan.
"Tertawamu menghinaku Jan! Kamu mau aku sabet dengan ini, ya!" Giginya pak Trubus sampai berbunyi gemertak karena geramnya.
"Oh, kamu mengancamku! Aku tidak takut Bus!" Kata pak Tukijan.
"Oh tidak takut?! Rasakan ini!" Wusss, satu sabetan sabit mengarah ke tubuh pak Tukijan. Melihat hal itu, pak Tukijan langsung melompat dan masuk ke dalam rumah.
Tidak lama kemudian pak Tukijan kembali keluar dengan sebilah golok tajam digenggaman.
"Hei Trubus, ayo kita selesaikan!" Suara pak Tukijan dengan keras.
"Ayo!!!" Suara pak Trubus dengan lantang.
Sepertinya pertengkaran antara kedua bapak itu akan sampai pada mengalirnya darah. Mereka sama-sama bersiap saling serang.
"Apa-apaan kalian, hentikan!!!" Tiba-tiba saja pak RT muncul, keduanya pun saling mundur.
"Dia yang mulai kok pak," Kata pak Tukijan.
"Karena anaknya telah melempar kepala anakku dengan batu pak," Suara pak Trubus.
"Sudah pak sudah. Tidak sepantasnya bapak-bapak ini bertengkar.
Mari kita selesaikan semua permasalahan dengan kepala dingin.
Tidak seharusnya pak Trubus dan pak Tukijan bertengkar, malu sama orang lain dong pak.
Tadi pak Trubus bilang kalau kepala anaknya dilempar batu, dilempar sama siapa?" Tanyanya pak RT.
"Iya pak, dilempar sama Caplin, anaknya Tukijan," Terang pak Trubus.
"Sekarang ketempat pak Trubus, kita lihat keadaan Kipli. Mari," Kata pak RT. Mereka kemudian ke rumah pak Trubus.

"Lihat pak RT, itu karena perbuatan anaknya dia," Kata pak Trubus dengan melirik sinis pada pak Tukijan. Begitu juga dengan pak Tukijan yang membalas lirikan pak Trubus dengan sinis.
"Iya iya, tapi masalah ini kita rembuk dengan kepala dingin.
Nak Kipli, apakah benar kepalamu kena lempar Caplin?" Kata pak RT.
"Bukan kena lempar pak, tapi dilempar," Sela pak Trubus.
"Sebentar pak Trubus. Biar anak bapak menjelaskan dulu.
Bagaimana nak Kipli?" Kata pak RT.
"Aku dilempar Caplin dengan batu, terus dia lari," Kata Kipli.
"Lha tadi kalian main apa?" Tanyanya pak RT.
"Aku dan Caplin main kelereng.
Caplin main curang, kelerengnya dipinggirkan dekat garis yang kami buat," Kata Kipli.
"Terus?" Kata pak RT.
"Terus aku mengambil batu, aku marah sama dia. Caplin aku lempar dengan batu, dan mengenai perutnya. Kemudian Caplin mengambil batu dan melempar kepalaku," Kata Kipli. Anak itu kemudian menunduk.
"Oh begitu.., ya sudah. Nanti lukamu biar diobatkan orangtuamu, ya.
Pak Trubus, pak Tukijan, sebagai orangtua dari anak-anak kita, alangkah baiknya kita tidak ikut-ikutan dengan masalah mereka. Maksud saya, kita jangan lantas ikut bertengkar seperti mereka, kan malu bila dilihat warga lain. Iya kan pak?
Sebagai RT di lingkungan kita, saya sangat malu kalau ada warga yang bertengkar, jadi saya mohon agar bapak berdua bisa baikan, saling memaafkan dan rukun seperti dulu," Kata pak RT.
Pak RT panjang lebar menjelaskan kepada kedua warganya tersebut bagaimana agar menjadi warga yang baik dan saling memaafkan kalau terdapat kekeliruan pada masing-masin.
Pak Trubus dan pak Tukijan akhirnya saling memaafkan dan berjanji untuk tidak saling membenci satu sama lain, apalagi kalau kebencian itu hanya disebabkan oleh pertengkaran anak-anak mereka. (*)

Related Posts :

0 Response to "Pertengkaran Antar Anak, Orang Tua Saling Membenci"

Posting Komentar

wdcfawqafwef