Template information

Mencari Sebuah Cinta Yang Hilang, Part 5


Mencari Sebuah Cinta Yang Hilang


"Sialan kamu Tyas. Sengaja ya kamu pamer cowok di hadapanku, hah!" Suara seorang cowok yang tiba-tiba muncul di hadapan kami. Aku hanya terbengong atas apa yang ia ucapkan. Sementara kulihat Tyas tampak tenang-tenang saja.
Terjadi adu argumen antara cowok itu dan Tyas. Suasana tampak memanas saat apa yang Tyas katakan tidak dipercaya oleh cowok berpenampilan klimis dan lumayan tampan tersebut.

"Rendi, dengarkan penjelasanku duku," Kata terucap dari Tyas. Ia tampak serius menjelaskan pada cowok di hadapannya. Namun cowok itu tampak tidak mempercayai penjelasan si Tyas.

"Aku tidak percaya kalau dia sekedar teman," Suara cowok tersebut dengan wajah tampak memerah.

"Tidak percaya ya sudah," Tyas tampak sewot. Ia kemudian memalingkan pandangannya dari cowok yang tidak aku kenal itu. Cowok tadi kemudian melangkah pergi meninggalkan kami. Diriku yang tidak ngerti dengan apa yang mereka perdebatkan, kemudian menanyakan hal itu pada Tyas.

"Siapa dia Tyas?" Tanyaku.

"Dia pacarku,"

"Pacarmu?"

"Iya. Sengaja aku ingin memanas-manasi dia,"

"Tapi dia kan marah Tyas. Nanti kamu bisa di pecatnya dari status pacar,"

"Biarkann saja. Aku sudah malas jalan sama dia," Jawab dia enteng. Diriku hanya bisa menatapnya.
Sambil menyantap hidangan yang sudah tersedia di meja. Tyas menceritakan cintanya bersama cowok tadi.
Menurut wanita cantik di sampingku kini, bahwa cowok itu adalah seorang play boy. Makanya Tyas cuek saja ketika cowok tadi marah, ia tidak takut bila harus diputus cintanya oleh seorang play boy bernama Rendi.
Tyas juga menjelaskan bahwa sengaja ia mengajakku ke restorant itu karena ingin menunjukkan pada Rendi kalau dia juga bisa menggandeng cowok cakep, yakni diriku, walau sebenarnya aku tidak cakep bener sih. Namun kata Tyas, lebih cakep diriku dibandingkan Rendi. Aku hanya tersenyum saja atas penilaian Tyas tersebut.
Rendi sendiri adalah seorang pegawai di restoran itu. Antara Tyas dan Rendi sudah berpacaran selama hampir satu tahun. Namun selama itu pula katanya Tyas tidak merasakan kebahagian dalam berpacarannya karena cewek di sampingku kini sering di duakan dan ia sering mendapati si Rendi berjalan sama cewek lain.
Sudah lama Tyas ingin melakukan hal yang seperti tadi, yakni agar Rendi marah kepadanya karena Tyas bersama cowok lain. Tapi hal itu belum pernah kesampaian karena kesibukan oleh pekerjaan. Makanya ia seneng banget saat bisa mengajak ku ke restorant itu.

"Kenapa kamu senyum-senyum terus sedari tadi Tyas?"

"Karena aku senang Jhon,"

"Senang karena apa?"

"Senang karena bisa membuat Rendi marah. Dengan begitu, pasti dia akan memutuskan aku,"

"Kamu ini ya aneh. Kenapa tidak kamu saja yang memutuskan? Kenapa harus nunggu dia,"

"Itulah diriku Jhon. Aku tidak mau memutuskan sebuah hubungan meskipun diriku tersakiti," Ucapnya Tyas.

"Alasannya apa kok kamu tidak mau memutuskan?"

"Alasannya? karena aku tidak ingin menjadi cewek yang dibilang jahat dengan suka memutuskan hubungan cinta, hahaa," Tyas kemudian tertawa. Aku mengiyakan saja, toh apa yang ia katakan sangat bertolak belakang dengan yang sering diriku lakukan. Dulu aku sering memutuskan hubungan dengan pacar-pacarku dengan keegoanku.


"Kita cabut yuk Jhon," Kami keluar dari restorant setelah membayar makanan. Entahlah, Tyas malah suka menggandeng tanganku sejak di depan kasir restorant. Aku diamkan saja apa yang ia lakukan karena aku berpikir ini hanya untuk memanasi si Rendi yang tadi sempat kulihat dirinya memperhatikan kami. Namun gandengan tangannya tidak kunjung dilepaskan meskipun kami sudah berada di tepi jalan raya untuk menunggu angkutan umum.

"Kita mau langsung pulang atau kemana ini Jhon?"

"Terserah kamu saja deh,"

"Ok, kita ke taman kota saja, ya," Ucapnya. Tidak lama kemudian kami naik angkutan umum. Kata Tyas, kita akan ke taman kota yang terletak tidak begitu jauh dari mall.

Semburat senja tampak menggantung di langit sisi barat. Aku dan Tyas duduk di sebuah bangku berwarna putih di taman kota setelah kami sampai dan turun dari angkutan umum.
Tyas mencolek lenganku. Dia lantas menunjuk ke sebuah lukisan indah di langit.
Aku mendongak, melihat ke arah yang ia tunjukkan. Diriku terpana, lukisan di langit itu sangat indah sekali. Dimana awan putih dan hitam terbias sinar matahari senja dan membentuk sebuah lukisan yang sangat sulit dicerna, kecuali orang tersebut mempunyai jiwa seni yang menyatu dengan alam. Sebuah perpaduan yang sangat indah, kataku pada Tyas. Wanita di sampingkun pun tersenyum.
Tyas menatapku, seperti lagi menyelami apa yang sedang diriku rasakan. Aku pun memandangnya, seperti ada kedamain terpancar di wajah wanita cantik tersebut.

"Jhon, andai saja..," Tyas tidak meneruskan ucapannya. Dia memandang wajahku, lantas menunduk, seperti malu karena sesuatu.

(bersambung).

0 Response to "Mencari Sebuah Cinta Yang Hilang, Part 5"

Posting Komentar

wdcfawqafwef