Template information

Nasib Gadis Kecil Atas Perlakuan Orang Tua

Kenapa terkadang orang tua
menyalahkan anak hanya karena sayang dengan barang yang dipunyainya, membutnya gelap mata dan hati. Sehingga seorang anak yang seharusnya disayangi
pun menderita oleh perlakuan
teramat keras dari orang tua.
Chelsie, adalah seorang bocah
perempuan berumur tiga tahun.
Dia bisa dikatakan lagi senang-senangnya belajar dan bermain.
Apa saja yang ada dihadapannya
dianggapnya sebuah mainan.
Chelsie juga ingin berbuat sesuatu
apa yang telah ia bisa dengan
segala ekspresinya.
Pada suatu hari, Chelsie yang
menggemaskan itu berjalan ke
arah garasi mobil milik ayahnya.
Hari itu kedua orang tuanya libur tidak masuk kerja dan mobil
mewah yang setiap hari dibawa ke
tempat kerja pun terparkir manis di garasi.
Gadis kecil tadi tersenyum. Dia seperti mencari sesuatu. Dilihatnya ada paku ukuran 3 inc tergeletak di lantai garasi.
Paku tadi diambilnya dan... Sret sret sreeettt, dilukisnya badan mobil mewah itu menggunakan ujung paku yang tajam. Sebentar
dia tersenyum, lalu melanjutkan
coretan demi coretan keseluruh
badan mobil.
Chelsie bertepuk tangan senang
karena lukisannya di badan mobil
itu dirasanya sangatlah indah.

"Ayah, ayah. Lihatlah lukisan
Chelsie, bagus kan ayah?" Ucap gadis kecil itu sembari menunjuk ke badan mobil. Sang ayah yang baru datang sontak saja terkejut dengan mata melotot. Bukan pujian yang diterima Chelsie dari sang ayah,
tapi hajaran teramat keras dari ayahnya Chelsie ia terima.

"Dasar anak bodoh!!! rasakan
ini...!!!"

"Ayah, ampun ayah...,
ampuuuuun...!!!" Gadis kecil itu
menjerit-jerit karena kesakitan.
Sang ayah geram, dia marah besar.
Diambilnya potongan kayu
seukuran lengan orang dewasa
yang tergeletak di pojok ruangan.
Dihajarnya Chelsie menggunakan potongan kayu tadi.
Berulang kali tubuh gadis kecil
menggemaskan itu mendapatkan
hantaman kayu tersebut. Bahkan kedua tangan Chelsie pun tak luput dari hantaman kayu itu.
Anak kecil itu menangis meraung-raung. Sang ayah terus menghajarnya tiada ampun.

"Bi bibi..., kesini!" Ayahnya Chelsie memanggil sang pembantu. Dengan tergopoh-gopoh
pembantu itu datang.

"Iya tuan. Ya Allah..., kenapa
denganmu dik...," Diraih dan di dekapnya tubuh Chelsie yang telah mengeluarkan darah disana sini.
Gadis kecil itu terus menangis sambil sesekali meminta ampun sama ayahnya.

"Kamu mandikan dia dan masukkan ke kamar," Perintah sang majikan kepada pembantu. Bibi pembantu bergegas membawa gadis imut itu.
Bibi pembantu itu tiada habisnya menitikkan air mata. Dia tidak mengerti kenapa ayah Chelsie tega melakukan itu pada anaknya
sendiri.
Setelah dimandikan dan berganti pakaian, tubuh mungil Chesie didekap penuh kasih sayang oleh
pembantu tersebut. Chelsie terus
menangis, mungkin karena rasa sakit disekujur tubuh. Kedua tangan Chelsie pun lebam dan mengalami patah tulang.

"Chelsie sudah makan bi?"
Tanyanya majikan wanita. Ibunya
Chelsie tampak acuh dengan apa yang terjadi pada anaknya. Wanita itu kemudian langsung keluar dari
kamar sang pembantu.
Tidak lama berselang, ayahnya gadis kecil itu juga masuk ke kamar sang pembantu dimana Chelsie imut tengah terbaring dan sesekali terdengar sesungukan.

"Kasih makan dia, dan ini obatnya," Ayah Chelsie melemparkan obat ke
pembantunya, lalu keluar dari kamar itu.
Sang pembantu menggeleng-gelengkan kepala. Dia heran,
kenapa sebagai orang tua, mereka acuh, tega terhadap anaknya sendiri.
Setiap hari orang tuanya Chelsie sibuk dengan pekerjaan masing-
masing. Mereka menganggap
bahwa materi dan harta berlimpah adalah segala-galanya dari pada
kasih sayang terhadap buah hati, yakni anak.

Seminggu kemudian, ayah Chelsie
datang ke kamar pembantu. Dia bilang kalau anaknya harus dikasih obat yang ia berikan. Sementara itu, tubuh gadis kecil tersebut demam tinggi. Dia juga tidak mau makan sudah seminggu ini.

"Tubuh adik panas tuan. Dia
demam tinggi," Kata si pembantu.

"Ya sudah, kita bawa dia ke rumah sakit,"

"Sekarang tuan?"

"Iya," Jawabnya ayah Chelsie.
Alangkah terkejutnya orang tua
Chelsie saat dokter mengatakan
kalau kedua tangan anaknya harus diamputasi, dipotong. Kedua tangan bocah itu telah mengalami pembusukan di dalam karena luka pukulan benda keras berulangkali.
Kedua orang tua bocah itu
tertunduk lesu. Ada penyesalan mendalam tampak diraut
wajahnya.
Orang tuanya Chelsie dengan
terpaksa menyetujui kata dokter.
Mereka harus merelakan jika
tangan anaknya harus dipotong.
Operasi pun dilakukan. Chelsie
tertidur dalam biusan obat.
Tak terasa kedua orang tua itu meneteskan air mata melihat apa
yang terjadi pada anaknya.
Operasi berjalan dengan lancar. Kedua tangan Chelsie gadis manis nan imut itu kini telah tiada.
Tidak lama kemudian Chelsie
terbangun. Betapa terkejutnya Chelsie yang mendapati kedua tangannya tidak ada.

"Tanganku mana? Tanganku mana
ayah, ibu? Mana bi...?
Chelsie tidak mau seperti ini.
Kembalikan tanganku ayah..., Chelsie janji tidak akan nakal lagi sama mobilnya ayah. Kembalikan
tangan Chelsie, hu hu hu huuuu," Chelsie menangis tersedu-sedu dan semakin membuat pilu orang di tempat itu.
Kini sang ibu hanya bisa memeluk Chelsie dengan perasaan hancur. (*)

0 Response to "Nasib Gadis Kecil Atas Perlakuan Orang Tua"

Posting Komentar

wdcfawqafwef