Template information

Sebuah Rekaman Lampau

Dooooorrr!!! suara tembakan
meletus dari moncong senjata yang dipegang pria berjaket hitam.
Orang-orang disekitar tempat itu terkejut dan menoleh ke arah suara letusan.
Pria berjaket hitam itu mengejar
dua orang yang berlari duluan.
Tidak mau kehilangan buronanan,
letusan yang kedua kalinya pun terdengar. Seorang pria terkapar, dan seorang lagi berhasil lolos. Dengan sigap pria tadi membekuk orang tersebut dan memborgolnya.
Beberapa saat kemudian dari arah
lain muncul aparat berseragam
coklat dengan menaiki mobil
patroli.

"Yang satunya berhasil kabur
ndan,"

"Tidak apa-apa. Sekarang kita ke lokasi transaksi," Suara pria berbintang dua di pundaknya.
Lelaki yang tertembak pun
digelandang ke lokasi yang
dimaksud. Sementara diriku yang
penasaran dengan apa yang terjadi sebenarnya, kemudian mengikuti
para aparat tersebut.

"Harap warga jangan mendekat dulu, berbahaya," Komandan itu memperingatkan.
Dua mobil Gegana terlihat
meluncur mendekat ke lokasi dan
di belakangnya tampak juga mobil pemadam kebaran. Banyak warga yang bertanya-tanya, ada apa ini
sebenarnya, begitu juga dengan diriku yang terus memperhatikan para aparat itu. Beberapa petugas berseragam hitam lengkap turun dari mobil Gegana.

"Apa ada teroris disini?" Gumamku, mengingat biasanya aparat yang
berseragam seperti itu dan
memakai mobil bertuliskan
'GEGANA' adalah sebuah pasukan khusus yang biasanya mengurusi teroris dan teror bom seperti yang
sering muncul di tv, media
elektronik maupun surat kabar.
Aparat tampak sibuk keluar masuk di sebuah bangunan. Setahuku, tempat itu adalah gudang mainan anak-anak. Di tempat itu juga seorang temanku bekerja beberapa
waktu yang lalu, kini dia sudah keluar tidak bekerja disana,
alasannya karena ada kegiatan mencurigakan dan aneh yang dilakukan oleh sang pemilik tempat tersebut.
Betapa terkejutnya diriku dan warga yang menyaksikan tempat
itu. Menerut keterangan yang aku
dengar, bahwa ada bahan peledak seberat 8kg yang siap untuk diledakkan sewaktu-waktu.
Menurut keterangan aparat itu
juga kalau bahan peledak tadi akan
digunakan untuk meruntuhkan
sebuah gedung pemerintahan.
Barang bukti telah dikumpulkan. Orang yang tertembak beserta bahan peledak tadi kemudian
dibawa ke markas besar satuan
keamanan tadi. Aku dan orang-
orang yang ada disana menatap
kepergian mereka dengan
perasaan dag dig dug dan salut
pada aparat yang dengan sigap
mencium adanya indikasi terror, kemudian menangkapnya. 'Bluuuuummm' suara ledakan
terdengar sangat dasyat tidak jauh
dari tempat kami. Hingga membuat
bumi yang kami pijak bergetar.
Seketika orang-orang
berhamburan menyelamatkan diri.
Belum hilang rasa kaget dan takut,
'Bluuuuummm' kami semakin dibuat panik dengan suara ledakan
yang keduakalinya.
Sebuah gedung runtuh dan
menimpa apa saja yang ada di bawahnya.

Korban berjatuhan. Erangan kesakitan terdengar memilukan. Isak tangis kehilangan dan ketakutan mewarnai kekacauan. Semua bagai mata pisau menyayat nurani.
Persendianku lemas, berdiri pun tak lagi mampu. Aku terkulai di lantai sebuah pertokoan. Mataku memejam, mencoba membuang sebuah rekaman mengerikan, tapi tak bisa. Gambar-gambar kepiluan terlanjur terekam, mengusik diriku. (*)

0 Response to "Sebuah Rekaman Lampau"

Posting Komentar

wdcfawqafwef