Template information

Playboy Kena Batunya

Perkenalan dengan seseorang terkadang dapat membawa bencana bagi kita, jika tak hati-hati. Seperti halnya yang hampir terjadi pada seorang cewek kost-kost'an bernama Shanti.
Dia adalah cewek yang baik dan tidak aneh-aneh dalam keseharian.
Shanti, wanita berusia sekitar 17 tahun ini cukup berparas cantik. Ada banyak pria yang suka kepadanya. Terlebih saat ia tersenyum dan tertawa dengan kedua lesung pipit menghiasi pipinya. Wow... banyak cowok yang nggak tahan dengannya.
Seperti halnya pada cowok yang lain, Nano pun sampai kesengsem pada cewek bernama Shanti tersebut. Dan hampir saja kegadisan cewek itu terenggut oleh Nano.

"Ndan, tahu nggak. Ada cewek kece di kost-kost'an sebelah sana," Ucap Nano pada temannya yang biasa dipanggil dengan sebutan komandan.

"Di kost mana Nan?"

"Itu, kost milik bu Reza. Pokoknya cantik sekali deh. Aku sampai klepek- klepek dibuatnya,"

"Ah biasa kamu kalau ada cewek cantik sedikit saja langsung kegatelan.
Emmm, setahuku cewek disana yang cantik hanya Shinta,"

"Benar sekali Ndan, dia namanya Shinta,"

"Memangnya kamu sudah kenalan?"

"Sudah tadi, heheee.
Eh Ndan, kamu kan jago merayu cewek toh? Rayukan dia untukku Ndan...,"

"Kamu ini Nan, mengejek terus sama aku. Kan kamu yang pintar merayu cewek.
Kalau nanti dia malah suka sama aku bagaimana? Kamu rayu sendiri deh. Ya sudah, aku mau kerja dulu.
Eh itu nanti kabelnya dilepas kalau sudah selesai. Takutnya mendadak hujan lebat dan petirnya kenceng, kan bisa tersambar itu tv,"

"Aku juga mau pulang Ndan," Nano beranjak dari duduknya dan pulang ke tempatnya.


Seharian Nano terbayang Shinta terus. Sampai-sampai hatinya telah berikrar jika dirinya harus bisa memiliki Shinta yang super cantik itu, menurutnya.
Sebuah rencana pun disusun cowok berambut ikal itu. Nano tersenyum sendiri. Dirinya yakin kalau bisa mendapatkan si Shinta.
Dengan keberanian tanpa sungkan, sore itu Nano menemui Shinta.
Ternyata si Nano seorang yang ulung juga dalam mendekati wanita. Terbukti, dia begitu lihai mengolah kata-kata tanpa ada rasa minder atau apapun namanya.
Sebentar saja antara Nano dan Shinta sudah begitu akrab. Padahal Shinta termasuk seorang cewek yang susah diajak bergaul. Cewek itu lebih sering menyendiri dan sibuk dalam pekerjaannya sebagai seorang karyawati di sebuah perusahaan.
Bukan karena Nano yang tampan hingga Shinta gampang diajak mengobrol oleh cowok itu. Tapi ya itu tadi, si Nano yang sebenarnya memang pandai merayu.

Keakraban mereka kian tampak. Nano sering menemui Shinta untuk sekedar mengobrol ataupun jalan-jalan.
Dasar si Nano cowok matre plus playboy. Jadi sukanya sama Shinta pun atas dasar nafsu yang menggelora memenuhi otaknya.

Dalam hitungan hari, Shinta sudah takhluk dipelukan Nano. Dalam hitungan minggu juga Shinta telah banyak memberikan materi pada cowok tersebut.
Bahkan Shinta rela membayari apa saja saat mereka jalan-jalan. Mulai dari ongkos ojek, makan di warung ataupun restoran, semua cewek itu yang bayar. Kini phonsel jadul (Jaman dulu) si Nano juga sudah berganti dengan Smartphone, dan itu dibelikan Shinta.
Terang saja Nano kegirangan atas semua fasilitas dari ceweknya itu. Dia juga semakin sayang sama Shinta meskipun itu hanya gombal.
Boleh dibilang si Nano selalu tersenyum atas apa yang sudah di dapatnya. Kini Nano ada rencana lain, yakni ingin sekali menikmati tubuh molek sang kekasih.

Nano mengajak Shinta jalan-jalan ke luar kota dengan maksud dirinya nanti bisa menginap disebuah penginapan ataupun hotel dan pasti hal itu bisa memuluskan niatnya untuk meniduri cewek itu. Meskipun Nano nggak punya duit untuk biaya jalan-jalan tadi.
Tanpa ada rasa curiga, Shinta mau saja diajak oleh Nano keluar kota.
Mereka pun memilih penginapan sebagai tempat istirahat melepaskam penat.
Sesuai rencana semula. Nano mulai bergerilya guna mendapatkan apa yang diincarnya.

"Ayolah Beibe, nggak apa-apa kok," Kata Nano dengan tangannya mengelus pipi wanita disampingnya.

"Maaf deh bang, untuk yang satu itu aku nggak mau melakukannya,"

"Kenapa nggak mau Beibe..? Takut sakit yach?"

"Bukan itu,"

"Lalu?" Tangan Nano mulai nakal menelusuri paha Shinta yang masih terbungkus pakaian.

"Baiklah kalau abang memaksa. Tapi sebentar ya, adik mau ke receptions dulu. Mau menambah jam sewa kamar biar kita puas nantinya. Sebentar ya say," Kata Shinta dengan tenangnya. Shinta yang dalam bepergian itu tidak membawa tas, dengan santainya melangkah ke luar kamar. Sementara si Nano tersenyum-senyum penuh percaya diri kalau sebentar lagi dirinya akan menikmati tubuh mulusnya Shinta.
Diluar dugaan si Nano, playboy ulung tapi o'on/bodoh, Shinta bilang pada repception jika dirinya mau keluar sebentar. Setelah keluar dari penginapan itu, Shinta langsung mencari taxi dan pergi.
Shinta kemudian melanjutkan dengan naik bus kembali ke tempat tinggalnya.
Si Nano hanya bisa mengumpat dalam kekesalannya karena merasa dibohongi Shinta. Playboy itu terpaksa menjual Smartphone pemberian Shinta guna melunasi sewa kamar penginapan dan untuk ongkos pulang. (*)

0 Response to "Playboy Kena Batunya"

Posting Komentar

wdcfawqafwef