Template information

Catatan si Chelsie, Part 1



"Apanya yang tidak kamu sukai Chel?"

"Ada banyak pokoknya!"

"Maksudmu banyak sebangsa unggas itu? Hikhiiik,"

"Ah kamu Cent. Tahu ah!" Chelsie berlalu dari hadapan Vincent. Cewek itu berjalan dengan cepatnya sambil menjinjing tas ransel.

"Hei Chelsie, tunggu! Aduh...," Vincent mengejar cewek tersebut, tapi cewek tadi sudah melaju bersama mobil taxi yang distopnya. Vincent hanya bisa menggelengkan kepala dan bibirnya manyun. Dia pun bergegas menuju ke sepeda motor yang terparkir dan bablas entah kemana.

Rasa tidak suka terhadap sesuatu memang tidak bisa dipaksakan, tidak terkecuali pada Chelsie yang tidak menyukai Rudi, seorang cowok yang telah menyatakan perasaan kepada cewek bernama Chelsie tadi. Justeru Chelsie sebenarnya menyukai Vincent yang setiap waktu hampir selalu bersamanya saat berada di kampus. Namun, Vincent tidak menyadari akan hal itu dan dia malah sering meledek cewek tersebut dengan menjodoh-jodohkan dengan Rudi. Cowok bernama Rudi itu juga bukan lain adalah teman si Vincent dan Chelsie, satu kampus.

Pada sebuah kesempatan, Rudi yang berambut gondrong seperti anak metal pecinta musik cadas itu menghampiri Chelsie yang tengah duduk sendiri di kantin. Dengan agak malu-malu, cowok tadi menyatakan kalau dirinya suka banget dengan gadis di depannya. Mendengar kata-kata Rudi yang langsung menembaknya, Chelsie hanya tersenyum. Dengan enteng cewek tadi bilang jika dirinya sudah mempunyai pacar, tapi dia tidak menjelaskan siapa pacar yang ia maksud.
Chelsie berlalu dari hadapan Rudi karena makan dan minumnya telah selesai dan ia hendak membayar makanan itu.
Melihat cewek yang ditembaknya cuek bebek, dia menggeleng-gelengkan kepala. Dia mengernyitkan dahinya, lalu keluar dari kantin.

"Dari mana Chel? Tadi aku cari di perpustakaan kok tidak ada kamu,"

"Aku baru saja dari kantin. Ini mau ke perpus, mau ikut?" Kata Chelsie pada Vincent. Mereka pun ke perpustakaan yang ruangannya tidak jauh dari mereka berdiri.
Chelsie senyum-senyum sendiri di dekat Vincent. Melihat cewek di sampingnya seperti itu, Vincent pun jadi penasaran.

"Kamu kenapa? Senyum-senyum seperti lagi kumat,"

"Kumat apanya?"

"Kumat gilanya, heheee,"

"Enak saja. Eh Cent, tahu nggak? Tadi Rudi nembak aku,"

"Nembak kamu? Kok tidak ada lukanya?"

"Maksud aku, dia menyatakan cinta ke aku, begitu....,"

"Oh..., lha terus? Kamu terima kan, kan....,"

"Tidak ah. Siapa juga yang mau menerima dia,"

"Jangan begitu lah Chel. Dia juga ganteng kok, Kata Vincent tersenyum.

"Mana ada dia ganteng?! Sama ayam jago saja masih kalah ganteng, hahahaaa.
Huuuusttt, itu dia," Chelsie menghentikan tertawanya. Dilihatnya Rudi melintas di ruang perpustakaan. Dia celingak-celinguk sebentar, lantas melanjutkan langkahnya.

"Heheheee, kirain dia mau masuk ke sini, nggak tahunya lurus terus," Suara Vincent dan meneruskan membaca bukuj yang ia pegang.

"Itu kan Cent, dia jelek banget, hikhikk," Chelsie memandang wajah cowok tersebut tak berkedip. Bagi Chelsie, Vincent adalah seorang pria ganteng yang telah dikenalnya. Memang sih, ada banyak cowok keren yang menjadi teman Chelsie, tapi semuanya tak seganteng dan pintar Vincent.
Di mata Chelsie, Vincent adalah seorang lelaki baik, humoris, pintar, tidak sombong, dan juga genius. Semua itu terbukti dengan seringnya Vincent mendapatkan nilai tinggi disetiap mata pelajaran, dan juga ada banyak cewek-cewek di kampus itu yang menyukai Vincent.
Seperti biasa, setelah selesai dari perpustakaan kemudian mereka pulang ke rumah masing-masing.


Chelsie duduk sendiri di kamarnya. Dia memandang tas yang baru diletakannya. Diambilnya tas itu kemudian dikeluarkan sebuah buku akuntansi.
Dibuka halaman buku tersebut satu persatu. Dia membelalak, ada sepucuk surat terselip diantara halaman buku.

"Apa ini, dari siapa?" Amplop warna putih itu disobeknya pada ujung, dan dikeluarkan selembar kertas dari dalamnya. Dia baca isi surat tersebut dengan teliti dari awal hingga akhir. Dia tersenyum, Chelsie tidak menyangka jika itu dari Vincent, teman sekaligus orang yang dicintainya.

"Vincent, benarkah apa yang kamu katakan dalam kertas ini? Kenapa kamu tidak mengatakan langsung dihadapanku Cent, ah Vincent," Dia berbaring dan kembali membaca isi surat tersebut. Tak terbayangkan jika itu benar ungkapan hati seorang Vincent kepada dirinya.
Dia mengingat saat Vincent bilang ingin meminjam bukunya, sebentar saja, dan Chelsie memberikan buku akuntansi itu kepada Vincent. Sebentar kemudian dengan tersenyum, Vincent mengembalikan buku tersebut kepada Chelsie, lalu mereka keluar kampus.
Kini hati cewek bertubuh tinggi semampai itu berbunga-bunga. Orang yang selama ini diimpikan mengungkapkan perasaan kepadanya, walaupun tidak secara langsung.

(Bersambung)

posted from Bloggeroid

0 Response to "Catatan si Chelsie, Part 1"

Posting Komentar

wdcfawqafwef