
"Apaan sih ini? Ada-ada saja itu Rudi. Aku buka, dibuang apa disimpan ya? Simpan saja deh," Amplop itu dimasukannya ke dalam tas. Kakinya hendak melangkah, tapi diurungkan karena ada seseorang yang memanggil dirinya.
Dia menoleh, Vincent menuju ke arahnya.
"Chel, tunggu!" Suara Vincent.
"Ada apa Cent?"
"Nggak ada apa-apa. Ingin bareng kamu saja, heheee,"
Vincent menatap Chelsie yang sedikit berbeda. Dirinya bergumam dalam tanya, apakah itu berhubungan dengan suratnya kemarin. Chelsie sendiri dag dig dug, ingin dia memberikan surat yang dibuatnya tapi karena ada Rudi yang memperhatikan dari kejauhan lantas dirinya mengurungkan niat tersebut.
Kedua mahasiswa itu kemudian melanjutkan langkahnya untuk masuk ke auditorium karena pagi itu ada pembahasan di ruang tersebut.
"Ada apa sih Chel, kok kamu seperti bingung begitu?"
"Emmm, nggak. Eh Cent, kenapa kamu tidak ngomong langsung sih?" Kata Chelsie.
"Maksudmu Chel?"
"Itu benar surat dari kamu kan?"
"Surat? Surat apa?"
"Surat apa ya...? Pokoknya isinya romantis banget deh.
Emmm, ini untukmu Cent," Chelsie merogoh tasnya, diambilnya sebuah amplop dan diberikan pada Vincent. Cowok itu menerimanya dan memandangi amplop di tangan. Dia menyobek sisi amplop dan mengeluarkan kertas di dalamnya.
Mata Vincent mengerling, dahinya mengernyit. Sebentar dia memandang Chelsie, kemudian melanjutkan membaca tulisan di kertas yang ia pegang.
"Ini siapa yang menulis Chel? Ini kan untuk kamu," Vuncent menyodorkan kertas itu pada cewek disampingnya.
"Yang menulis aku, kenapa?
Eh....., maaf Cent maaf, bukan yang ini, aduh......," Chelsie memandang Vincent malu. Rupanya tadi dia salah mengambil amplop. Surat yang diberikan pada Vincent itu adalah surat dari Rudi untuknya yang tadi diterimanya dari cowok berambut gondrong itu.
Dengan tersenyum malu Chelsie mengambil amplop yang satunya dan memberikan ke Vincent.
"Lha, terus itu tadi dari siapa Chel? Rudi kah? Hayo.......,"
"I iya Cent. Tadi Rudi memberikan itu kepadaku. Ini Cent,"
"Itu kan... dia ngejar kamu terus, hikhikhiiik.
Ini apa isinya Chel?" Vincent membuka amplop yang baru diterimanya. Dia senyum-senyum sendiri dalam membaca tulisan di kertas itu, kemudian dicubitnya lengan gadis cantik tersebut.
"Aduh, Vincent......, iiiiichhhhh," Dia membalas cubitan Vincent, lalu mereka tertawa. Tanpa mereka berdua ketahui, ada sepasang mata yang mengawasi sejak tadi. Orang itu sepertinya cemburu dengan mereka yang sedang asik bercanda, dia pun meninggalkan tempat itu.
"Hei Rudi, kesini," Panggil Vincent, tapi Rudi tidak menoleh dan terus melanjutkan langkahnya.
Di kantin, Vincent duduk dekat Chelsie. Mereka menikmati makan siang di kantin tersebut.
Seorang pria berambut gondrong menuju kantin itu. Dia menghentikan langkahnya dan berbalik arah karena dilihatnya ada Vincent duduk di dekat cewek bernama Chelsie.
"Sialan! Bisa kalah aku kalau harus berebut sama dia. Bagaimana ini agar Chelsie bisa aku dapatkan?
Ahhhhhh, Robert. Yah, Robert. Dia pasti mau aku mintai tolong untuk menyingkirkan Vincent.
Aku harus menemui si Robert sekarang," Rudi mempercepat langkahnya. Sementara itu Vincent nenggeleng-gelengkan kepala melihat Rudi yang berbalik arah dan dia pun bisa mengira jika itu karena dirinya yang bersama Chelsie.
Vincent tidak menyangka kalau Rudi bisa berubah seperti itu kepada dirinya hanya karena masalah cewek.
"Rudi... Rudi, kalau kamu suka dia ya ambil saja. Akan aku berikan dia kepadamu," Ucap Vincent dalam hati.
"Cent, kita ke perpustakaan yuk," Ajak Chelsie setelah selesai makan.
"Ok, sebentar aku bayar dulu makannya," Setelah membayar yang mereka makan, lalu keduanya ke perpustakaan. Sementara itu di tempat lain, Rudi terlihat mondar-mandir mencari Robert.
"Hei hei hei........, salam metal! Hahahahaaa..., lagi apa kamu bro?!"
"Eh Robert, kebetulan sekali. Aku lagi mencarimu bro,"
"Mencariku? Ada apa?" Robert mengernyitkan kening. Rudi menepuk pundaknya si Robert, lalu menjelaskan maksud menemui orang tersebut.
"Begitulah bro, mau kan?"
"Aduh, bagaimana, ya. Dia itu orangnya baik kok. Lagian Vincent itu temannya banyak, bukan hanya disini saja dia punya teman, tapi di luar sana teman dia banyak sekali.
Maaf deh Rud, aku tidak bisa membantu kalau urusan seperti ini,"
"Ah kamu Bert, kamu takut ya sama temannya Vincent?"
"Bukan masalah takut Rud, tapi segan saja,"
"Ya sudah kalau tidak mau membantuku, biar aku selesaikan sendiri deh.
Ok Bert, aku cabut," Rudi langsung pergi dari hadapan Robert.
(Bersambung)
0 Response to "Catatan si Chelsie, Part 3"
Posting Komentar