
"Sialan itu Robert, dimintai tolong malah sepertinya takut sama Vincent.
Heeemmm, benarkah Vincent ada banyak teman diluar sana? Ah biar saja, aku akan bikim perhitungan dengannya," Rudi sepertinya sudah geram sama Vincent. Dia melangkah ke kelasnya dengan kepala panas. Sementara itu di auditorium, Vincent dan Chelsie sedang mempersiapkan bahan pembahasan yang sebentar lagi akan dikupasnya bersama Chelsie. Kedua mahasiswa itu memang telah ditunjuk oleh Senat untuk mengurusi hal-hal seperti itu.
Empat mahasiswa masuk ke dalam ruang auditorium dan langsung mengambil tempat duduk.
"Vincent, Chelsie. Kali ini kita akan membahas apa?" Tanyanya seorang mahasiswa yang baru datang tadi.
"Emmm, membahas peluang usaha buat mahasiswa. Kenapa Den?" Jawab Vincent.
"Tidak apa-apa, tanya saja.
Rudi mana, belum hadir, ya?"
"Nggak tahu ini, tadi kulihat dia sudah datang ke kampus.
Chel, tolong itu bukunya kesinikan," Kata Vincent. Tidak lama kemudian ruang itu sudah penuh dengan mahasiswa yang akan mengikuti pembahasan.
"Vincent, kita mulai saja, ya," Suara Chelsie. Vincent menggangguk. Acara pun dimulai. Rudi yang biasanya rutin mengikuti pembahasan di ruangan itu, sekarang tidak tampak batang hidungnya.
Di area parkir, Rudi celingukan. Dia menoleh kesana kemari lalu 'Weeeeeeessssss' ban sepeda motor milik Vincent di gembosi dan pentilnya dibuang jauh. Pemuda berambut gondrong itu tersenyum sinis, dia menyalakan sepeda motornya dan keluar dari kampus.
Apa yang dilakukan Rudi tadi memang tidak terpuji. Dia melakukan itu karena rasa kesalnya terhadap Vincent.
"Ok kawan semua. Begitulah kiat-kiatnya agar kita bisa menjalankan usaha sambil kuliah.
Cukup sampai disini dulu pembahasan kali ini. Chelsie, kamu simpan ya bukunya," Kata Vincent menutup acara.
Sebagian dari mereka keluar dari ruang itu, Vincent dan Chelsie masih duduk disana membicarakan hal yang lainnya.
"Chel, sebentar lagi aku ada tugas nih,"
"Tugas apaan itu Cent?"
"Aku disuruh Dosen dan Senat untuk mengajar di SMEA 1 di kota ini,"
"Wah... hebat dong. Mengajar mata pelajaran apa Cent?"
"Mengajar Mapel akuntansi juga. Yach... semoga bisa berjalan lancar nantinya, ya Chel.
Ok Chel, karena hari ini kita tidak ada mata kuliah, jadi bagaimana kalau kita keluar mencari pemandangan?"
"Ayo," Senangnya si Chelsie diajak jalan-jalan oleh orang yang disukainya. Mereka keluar dari ruangan itu dan langsung ke tempat parkir kendaraan.
"Waduh, kok bannya kempes?!" Vincent memeriksa roda kendaraannya.
"Kenapa Cent?"
"Ini Chel, sepertinya ada yang jahil pada motor ku, pentilnya hilang," Kata pemuda itu dan pandangannya memeriksa sekitar, tapi dia tidak menemukan hal yang mencurigakan. Vincent mendorong motornya dan menuju kesebuah bengkel sepeda motor yang tidak jauh dari kampus.
'Ciiiiitttt... Braaaakkk!!!' Sebuah mobil mengerem mendadak dan motor di belakangnya menabrak kendaraan roda empat tersebut. Tabrakan itu tepat di dekat Vincent dan Chelsie yang sedang mendorong motor. Semua mata tertuju ke tempat itu, begitu juga dengan Chelsie dan Vincent, mereka menghentikan langkahnya.
"Cent, cepat kamu tolongin dia!" Kata Chelsie dengan sedikit mendorong tubuh cowok tersebut.
"Iya Chel," Bergegas Vincent lari ke tempat itu setelah menstandarkan motornya.
Tubuh yang terkapar itu segera diangkat oleh Vincent dan di bawa minggir ke bawah sebuah pohon.
"Aduh..., motor ku!" Suara orang yang tadi menabrak mobil dan terkapar.
"Tenang mas," Dengan setengah berlari Vincent mengambil sepeda motor yang tergeletak di badan jalan. Dia membangunkan motor dan mendorongnya ke tempat tadi, di bawah sebuah pohon.
"Terima kasih mas atas pertolongannya,"
"Sama-sama, yang penting si mas ini selamat, iya kan?
Ya sudah mas, aku tinggal dulu. Mari mas," Vincent meninggalkan orang itu. Dengan mengaduh dan mengelus tangannya yang lecet-lecet, pandangan orang tadi mengikuti langkah Vincent.
"Bukankah dia tadi Vincent? Bang Vincent!!!" Orang itu berdiri. Merasa ada yang memanggilnya, Vincent pun menoleh.
(Bersambung).
0 Response to "Catatan si Chelsie, Part 4"
Posting Komentar