
Cewek itu terus berlari sekuat tenaga di atas jalan yang licin karena tadi diguyur hujan. Dengan terengah ia menggapai batang pohon di dekatnya karena dirinya terpelanting dan berguling hingga pakaiannya belepotan oleh tanah becek.
Dia menoleh ke belakang, samar-samar dilihatnya dua pria yang tadi hendak menjamahnya.
Cewek itu mencoba berdiri, tapi kakinya terasa lemas, nafasnya kembang kempis tak teratur.
Wajahnya pucat. Dia semakin panik, dua orang yang mengejarnya kian mendekat.
"Bagaimana ini, hah hah hahhh," Suaranya dengan nafas tersengal. Dia merangkak ke arah semak tak jauh darinya berada, tapi.... cewek itu terperangah kaget karena mereka sudah berdiri di dekatnya.
"Mau kemana kamu?! Dasar!" Suara salah seorang lelaki dan langsung menangkap tubuh cewek tersebut. Ditariknya cewek itu ke semak belukar. Kedua lelaki itu tertawa sebentar kemudian dengan beringasnya menciumi wajah gadis yang sudah dalam keadaan lemas.
"Lepaskan aku, lepaskan....!!!" Suaranya dengan tubuh meronta meskipun sudah lemas. Mereka tidak memperdulikan rengekan wanita yang dipeganginya.
Mereka membungkam mulut gadis itu dengan kaos yang dilepas dari tubuhnya.
"Hemmm,...," Lelaki yang satunya bergumam lantas menarik baju yang dipakai gadis berambut panjang sebahu dan bertubuh agak gemuk sehingga kancingnya pada rontok.
Dengan beringasnya mereka bergantian menindih tubuh gadis malang tersebut.
Mereka menelanjangi gadis yang tak berdaya itu. Meski tubuh si gadis belepotan oleh tanah becek, tapi itu tidak mengurangi nafsu mereka yang sudah kesetanan.
Tanpa ampun, kedua pria itu bergantian memasukan alat kelaminnya ke tempat milik si gadis. Terang saja gadis belia berumur 14 tahun itu kesakitan.
"Aaachhhhh...," Suara keluar dari mulut pria berbadan kerempeng setelah sampai di puncak nikmat. Dia mencabut alat kelaminnya dan gantian pria yang satunya menindih badan si cewek.
Dengan gerakan agak cepat, ia menggerakan pinggulnya naik turun. Cewek bertubuh agak gendut itu hanya bisa diam menahan rasa sakit sampai ke hatinya.
Langit menghitam sekelam nasib gadis yang terkulai tanpa sehelai benang.
Gerimis mulai turun lagi. Hawa dingin menyergap tubuh-tubuh yang telanjang. Walaupun begitu semangat rakus dan bejat kedua pria tadi tidak kendur. Mereka terus merengkuh tubuh bocah tak berdaya terkapar di atas tanah tanpa alas hingga dingin menusuk ke tulang.
Hampir satu jam dua pria tersebut bermain dalam nafsunya. Kini birahi mereka telah surut seiring dengan tercapainya puncak nikmat.
Dengan seenaknya dua pria cabul tersebut melenggang pergi dari si gadis dengan senyuman bengis puas.
Gadis itu merintih dalam lemas. Diraihnya pakaian dengan derai air mata dan keguncangan jiwa, kemudian menutupi tubuhnya.
Berlahan ia kenakan pakaian tersebut. Dia terduduk dalam gigil menahan perih luka di hatinya.
Gadis itu mencoba berdiri. Dia melangkah gontai di atas tanah yang becek dan licin dengan dipayungi awan kelam.
Pemerkosaan itu telah menyayat dan meninggalkan luka di hati.
Kini syair lara sering berdendang di ruang jiwa, menemaninya dalam kepiluan. (*)
0 Response to "Lara Jiwa Pemerkosaan"
Posting Komentar