Template information

Itu Kursi Kenangan Kami

"Woi Jaka, tunggu dong," Suara gadis berambut panjang dengan tas sekolah disamping tubuhnya sebelah kiri. Orang yang dipanggilpun menoleh.
"Ada apa coy? Ah.... kamu, kebiasaan sih," Dilihatnya gadis itu memasukkan jari kelingking ke lubang hidungnya.
"Mau ikut aku nggak? Pulang, hikhikhiiikkk,"
"Ini juga mau pulang, dodol!"
"Kok dodol sih? Iiiiichhhh, aku cubit nih, rasakan!"
"Aduh duh, aduh..., kamu ini Cin, suka begitu kalau diledek. Yuk ah, jalan," Gadis tersebut cekikikan, sementara si Jaka masih mengusap-usap lengannya yang lecet karena cubitan tadi.
Keduanya adalah bersahabat karena memang satu kelas di sekolahannya.
"Eh Cinta, kenapa dengan kamu? Lagi melihat setan, ya?"
"Bukan setan Jak, tapi kursi itu,"
"Kenapa memangnya dengan kursi itu Cin? Biasa saja kulihat,"
"Iya sih, memang biasa. Tapi menyimpan satu kenangan yang luar biasa buatku Jak," Gadis itu kemudian menceritakan kepada sahabatnya tersebut mengenai kenangannya terhadap kursi tua yang teronggok di depan sebuah warung tak jauh dari sekolahan dimana mereka menuntut ilmu.
Gadis berambut hitam nan panjang sebahu itu tampak bersedih, sepertinya ia memang tengah mengingat saat-saat dimana dirinya sering bercanda, tertawa, berbagi keluh kesag dengan seseorang. Jaka yang melihat hal itu lantas menundukkan wajahnya. Jaka memang tidak tahu ada apa dengan Cinta di kursi jelek tersebut karena dirinya yang baru beberapa bulan pindah ke sekolahan itu.
Cinta bercerita, bahwa di kursi itu dulu dirinya ditembak oleh seorang cowok, teman sekelasnya. Cowok itu bilang kalau dirinya syka sama Cinta. Dia mengungkapkan semua perasaannya kepada Cinta. Tanpa ragu dan bersikap manja, Cinta menerima cowok tersebut menjadi pacarnya karena dia sendiri sudah lama ngebet banget ingin menjadi pacarnya sejak keduanya masih duduk di bangku SMP.
Petjalanan cinta mereka sanhatlah indah. Hampir tidak ada orang lain yang mengganggu hubungan mereka. Dan tiap kali mereka sampai di sekolahan, saat jam istirahat, saat pulang sekolah, maka keduanya menyempatkan diri untuk duduk di kursi itu. Di tempat itu juga pacarnya si Cinta sering merayu dirinya sampai di klepek-klepek dan terkadang terkekeh karena lucunya rayuan sang kekasih. Tapi sayang, sembilan bulan mereka berpacaran akhirnya berakhir dengan kejadian tragis pada pacar si Cinta.
Cowoknya si Cinta meninggal di tempat setelah kepalanya remuk tergilas roda truk di dekat warung tersebut. Saat itu, Agus (pacarnya Cinta) sedang berjalan menuju sekolahan setelah turun dari angkutan umum yang dinaikinya. Tiba-tiba dari arah belakang ada truk gandeng yang melaju dengan kecepatan tinggi. Entah bagaimana penyebabnya, truk itu melaju dengan zig zag, kemudian menyenggol tubuh si Agus. Remaja pelajar itupun tersungkur. Malang bagi dia, sebab dia tersungkur dan jatuhnya malah ke badan jalan, kemudian 'Kreeeessss' tubuh dan kepalanya terlindas sampai remuk. Orang-orang yang melihatnya berteriak histeris dan berhamburan ke arahnya.
Trus gandeng yang melindasnya berhenti, sopir dan truk itu kemudian di amuk massa.
Tidak lama berselang, Cinta datang dengan menaiki angkutan umum. Melihat ada banyak orang berkerumun, dia bergegas melihatnya. Spontan dia lemas dan ambruk saat mengetahui tubuh remuk itu adalah si Agus, kekasihnya. Setelah siuman, dia menangis sejadi-jadinya atas peristiwa yang dialami Agus.
Begitulah kenapa Cinta sering memperhatikan kursi lapuk yang teronggok di depan warung dekat sekolahannya, kenangannya bersama Agus masih sering melintas di pelupuk matanya. Jaka mengangguk-angguk ikut bersedih.
"Sudah ah Jak, yuk kita jalan." Suara dan tepukan gadis bernama Cinta di pundak si Jaka itu mengagetkan cowok yang sedang fokus mendengarkan cerita temannya tersebut. Cinta tersenyum, mereka melangkah meninggalkan tempat itu. (*)

Related Posts :

0 Response to "Itu Kursi Kenangan Kami"

Posting Komentar

wdcfawqafwef