Template information

Kamu Selingkuh, Aku Pergi

Perselingkuhan bisa terjadi pada siapa saja. Entah dia itu seorang pejabat, selebritis, pedagang, bahkan tukang pencari rumput untuk hewan ternak pun bisa berbuat selingkuh jika tak hati-hati dalam menjaga sebuah hubungan.
Lima tahun bukanlah waktu singkat dalam membina rumah tangga. Ada banyak kerikil tajam berserakan di depan kita, dan pastinya kerikil-kerikil itu akan mengenai kita jika tak hati-hati dalam melangkah.
Aku telah berusaha menjadi suami yang baik buat istri dan anak-anakku. Aku berusaha memenuhi kebutuhan mereka meskipun diri ini harus bermandikan keringat dan memeras pikiran karena hal itu sudah menjadi kewajibanku.
Orang-orang bilang istriku adalah seorang yang cantik dengan bodinya yang katanya aduhai dan menggetarkan jika laki-laki memandangnya. Namun bukan hal itu dulu aku menikahinya, aku hudup bersamanya tiada lain adalah dirinya yang sangat baik di mataku dan semua keluarga.
Perkenalanku dengan Angel beberapa waktu lalu dan berlanjut pada pacaran, kemudian aku menikahinya. Hal itu sudah menjadi keputusan kita bersama untuk membina rumah tangga setelah mejalani masa pacaran selama hampir dua tahun.
Secara fisik kita memang berbeda. Aku berumur 35 tahun, sedangkan umur Angel saat itu baru 19 tahun, cukup muda bukan? Namun beda umur yang mencolok tak menyurutkan jalinan cinta kami.
Penikahan sudah dilaksanakan. Senyum bahagia senantiasa menghiasi hari-hari kami dan boleh dibilang nggak ada masalah serius pada kami, hingga kami pun cukup nyaman dalam rasa kepercayaan terhadap pasangan.
Prahara kecil tiba-tiba menghampiri rumah tangga kami. Aku sendiri sempat shock karena atas adanya prahara tersebut.
Dia yang sangat aku sayangi kemudian tersiar kabar kalau istriku ada main dengan lelaki lain.
Sungguh aku tidak pernah menyangka jika istriku akan kembali dekat dengan pria yang katanya dulu pernah menjadi pacarnya. Jika saja aku tahu bakal seperti itu, tentu aku akan lebih berhati-hati dalam melangkah bersamanya, dan akan membawa istriku jauh hidup di luar kota, luar pulau, bahkan di luar negeri, pikirku dengan mengelus-ngelus jidad.
Yach, aku baru tahu jika istriku bermain api di belakangku. Dia berhubungan lagi dengan mantan pacarnya. Hal itu aku ketahui setelah curiga dengan segala sikap dan tingkahnya kini. Istriku sering keluar rumah sendirian tanpa mengajak anak yang masih berumur tiga tahun dan tanpa seijinku.
Bukan tanpa alasan jika istriku keluar rumah dengan berpenampilan rapi itu karena dia pun bilang kepada ibunya untuk pergi sebentar keluar sebab ada urusan yang mesti diselesaikan. Hal itu aku ketahui karena ibu mertuaku mengatakannya jika istriku sering keluar rumah sendiri disaat aku sedang di tempat kerja.
Mendengar ibu mertuaku yang tinggal di rumah kami, kemudian aku menyelidikinya. Alhasil, aku sangat kaget dengan apa yang kulihat. Istriku berjalan bergandengan tangan dengan seorang pria.
Setelah aku mengetahui apa yang ia lakukan di luar rumah selami ini, aku tak lantas langsung menyergapnya, tapi aku biarkan saja mereka. Aku ingin tahu sejauh mana perbuatan mereka, makanya aku terus menguntitnya.
Dadaku serasa hendak pecah, kepalaku terasa berat dan seperti hendak lepas dari tubuh. Istriku dan pria itu memasuki sebuah hotel tak jauh dari tempatku berdiri.
Setelah aku menunggunya selama lima belas menit dan mereka tidak keluar, barulah aku masuk ke dalam hotel tersebut dan langsung menanyakan pada resepsionis.
"Permisi mbak, tamu yang baru lima belas menit masuk ke sini tadi menempati kamar nomer berapa ya?"
"Maksud bapak?"
"Maksud saya, wanita berbaju biru, rambut sebahu, dan pria berjaket hitam dengan rambut lurus yang lima belasan tadi masuk kesini, itu tadi menempati kamar momer berapa? Sebab wanita itu adalah istriku yang bersama pria lain," Pegawai itu serius menatapku, diriku pun serius menjelaskannya.
"Oh, itu yang wanita istrinya bapak? Mereka menempati kamar 102 di lantai dua,"
"Bolehkah saya ke kamar tersebut mbak?"
"Boleh, tapi jangan sampai berbuat kegaduhan disini ya pak. Sebentar saya panggilkan security untuk menemani bapak," Pegawai itu menelfon petugas keamanan hotel. Sebentar saja security yang dimaksud sudah berdiri di dekatku. Setelah mendapat penjelasan sebentar, security itu mengantarkan diriku.
Sesampai di depan kamar bernomer 102 di lantai dua, petugas keamanan tadi langsung mengetuk pintu kamar.
"Iya pak, ada apa?" Tanyanya pria yang muncul dari kamar tersebut.
"Ada apa mas?" Suara wanita yang kemudian menyusul pria itu dan dirinya menengok keluar.
"Bagus..., sangat bagus sekali perbuatanmu Ma! Sekarang aku sudah tahu apa yang selama ini kamu lakukan di luar rumah.
Pak security, terima kasih sekali atas bantuan dan pengertiannya. Saya mohon pamit ya pak," Tanpa berbicara lagi, aku langsung meninggalkan tempat itu. Aku lihat muka istriku langsung pucat karena melihat diriku.
Aku sangat marah kepada istriku, tapi aku tak lantas menyeretnya keluar, sebab aku tak ingin beradu mulut dengannya disana.
Beberapa hari dia tidak pulang ke rumah, mungkin takut kalau aku marah. Setelah lewat seminggu, istriku kembali ke rumah dengan memohon maaf berulang kali. Aku hanya diam membisu. Setelah dia lelah berbicara, barulah aku ngomong.
"Sekarang juga aku menceraikanmu! Karena diriku sudah tak berharga buat kamu." Aku pergi dari hadapannya dengan hati hancur, dan tak pernah lagi bertemu dengannya. Aku malas untuk pulang ke rumah, meskipun itu adalah rumahku. (*)

Related Posts :

0 Response to "Kamu Selingkuh, Aku Pergi"

Posting Komentar

wdcfawqafwef