Template information

Kami Jaga Cinta


Aku sangat mencintainya hingga akhir hayatku. Aku sayang kepadanya. Dialah Lilis, seorang cewek cantik yang pernah aku kenal. Dia cantik, kulit tubuhnya putih, dia juga sexy. Banyak cowok yang suka kepadanya, termasuk juga diriku.
Persaingan untuk bisa mendapatkan cinta dari Lilis sangatlah ketat karena rata-rata cowok yang mengungkapkan perasaan kepada dia adalah pria yang cukup tampan wajahnya.
Lilis sendiri sebenarnya sudah punya seorang cowok, yakni nernama Santoso, tapi saat itu mereka sedang bertengkar dan berjauhan meskipun tidak putus hubungan, dan kesempatan itu aku pergunakan dengan baik untuk mendapatkan Lilis disela kerancuan hubungannya dengan Santoso.

"Hei Lis, kita jalan keluar yuk,"

"Tidak ah Han, malas," Jawabnya.

"Kenapa malas? Rasa suntuk tidak akam hilang kalau kita berdiam diri di rumah walaupun ada hiburan tv dan player.
Sudah..., lupakan dulu si dia. Mencari angin segar akan membuat wajahmu kembali berseri, yuk ah," Dia memandangku seakan hendak memastikan ucapanku.

"Jalan kemana Han? Lagian aku nggak ada duit,"

"Jalan-jalan nggak selalu mengeluarkan duit kali... Jalan kemana saja yang penting kamu bisa kembali ceria. Jalan-jalan di dekat sini saja..., bagaimana Lis?"

"Baiklah. Sebentar ya, aku mengambil jaket dulu,"

"Nah... begitu dong...," Hatiku senang karena telah berhasil mengajaknya keluar rumah. Kami langsung melaju dengan sepeda motorku yang sejak tadi terparkir di halaman rumahnya.

"Sebenarnya kita mau kemana ini Han?"

"Kemana ya? Kita ke pantai saja ya, bagaimana?"

"Iya," Jawabnya pelan. Aku menambah laju sepeda motor, dia pun berpegangan pada tubuhku dengan melingkarkan kedua tangannya ke perutku. Aku yang telah lama memendam rasa suka kepadanya pun menjadi dag dig dug tidak karuan.
Setelah satu jam melaju di atas sepeda motor, kami sampai juga di pantai yang dimaksud.

"Lihat itu Lis, deburan ombak itu besar sekali dengan tiupan angin yang kencang,"

"Iya Han, dan deburan itu seperti suasana hatiku yang lagi terombang-ambing tidak karuan," Ucapnya dengan pandangan ke tengah lautan lepas. Aku menarik nafas, lantas menghembuskannya pelan.

"Begitu juga denganku. Dadaku bergemuruh memekakkan telingaku dalam memendam rasa,"

"Memendam rasa? Rasa apa itu Han,"

"Apakah aku perlu mengatakannya? Sementara tidak ada satupun orang yang mau mengerti dengan perasaanku itu,"

"Kok begitu toh, mungkin saja diriku bisa mengerti," Dia tersenyum.

"Tapi rasanya tidak pantas jika aku mengatakannya kepadamu Lis,"

"Kok tidak pantas memangnya kenapa?" Dianya penasaran. Dengan sangat hati-hati aku menjelaskan kepadanya agar tidak ada kebencian nantinya.
Diluar dugaanku sebelumnya, dia bisa mengerti dengan apa yang aku rasakan karena dia juga pernah mengalami hal sama sepertiku saat ia jatuh cinta kepada seorang cowok, tapi cowok tersebut belum bisa menerima kehadirannya.
Aku teersenyum, begitu juga dengannya. Dia berjanji akan memberikan jawaban yang terbaik untukku atas perasaan kepada dirinya.

Sebentar lagi matahari tenggelam, kami beranjak dari pantai tersebut. Diriku cukup senang dengan kedewasaan si Lilis, pun dirinya senang karena aku dinilainya tidak seperti mereka cowok yang pernah mengutarakan cintanya dan sangat emosi saat Lilis tidak menerima cinta mereka.
Apa yang aku harapkan akhirnya terwujud juga. Diriku bisa mendapatkan cewek cantik berambut sebahu itu dengan ketulusan hatinya. Dia memutuskan untuk mengakhiri hubungannya bersama Santoso karena pria itu terlalu lama dalam memberikan sebuah keputusan. Sementara dia sendiri ingin mendapatkan perhatian dari cowok di tengah kegalauan.

Sebagai seorang yang mencinta, tentunya aku sangat bersyukur atas diterimanya cintaku oleh dia.
Aku berjanji akan senantiasa menjaga cintanya kami dalam keadaan apapun karena itu adalah sebuah fitrah dari yang kuasa.
Hubunganku dengan Lilis sudah beranjak di tahun ketiga, sebuah perjalanan yang tidak sebentar untuk sebuah cinta. Oleh karena itu kemudian kami sepakat untuk melangkah ke jenjang pernikahan, dan itu sudah kami mantapkan bersama, dan rencananya tahun depan kami akan mengucap janji di depan penghulu.
Senyum bahagia selalu kami tampilkan meskipun terkadang ada pahit dalam persoalan hidup yang kita jalani, dan itu akan kami pertahankan sampai tiadanya kami. (*)

Hubunganku dengan Lilis sudah beranjak di tahun ketiga, sebuah perjalanan yang tidak sebentar untuk sebuah cinta. Oleh karena itu kemudian kami sepakat untuk melangkah ke jenjang pernikahan, dan itu sudah kami mantapkan bersama, dan rencananya tahun depan kami akan mengucap janji di depan penghulu.
Senyum bahagia selalu kami tampilkan meskipun terkadang ada pahit dalam persoalan hidup yang kita jalani, dan itu akan kami pertahankan sampai tiadanya kami. (*)

Related Posts :

0 Response to "Kami Jaga Cinta"

Posting Komentar

wdcfawqafwef