Template information

Dikejar Wanita Sinting

Wanita itu berteriak-teriak histeris. Dia membentur-benturkan kepalanya ke pagar sebuah rumah. Sebentar kemudian dia tertawa terbahak.
Aku yang lagi berdiri tidak jauh darinya sempat dibuatnya takut dan merinding.

"Apa kamu lihat-lihat hah!" suara wanita itu dengan keras. Aku mundur selangkah karena kulihat dia mengambil sebongkah batu di dekatnya.
Dia mengayunkan tangannya dan wuzz.. bongkahan batu sekepalan tangan orang dewasa itu mengarah kepadaku. Aku meloncat kesamping dengan gerakan reflek. Sehingga lemparan tadi meleset. Namun, pyar! terdengar seperti kaca pecah. Aku menoleh kebelakang. Tampak kaca sebuah mobil yang sedang terparkir pecah berhamburan.
Wanita itu kembali mengambil batu dan wuzz.. kembali dia melemparkan batu tersebut ke arahku. Karena aku berlindung dibalik pohon akasia di pinggir jalan, lemparan itu pun meleset dan kembali mengenai mobil yang terparkir. Gludak! bodi mobil itu terkena hantaman batu tersebut.

"Dasar orang gila!" kataku.

"Apa kamu bilang, gila? Hahahahaa. Dasar kamu orang tolol!" dia berjalan ke arahku. Aku yang tidak mau ambil pusing, lantas berlari menjauh darinya.
Aku bersembunyi diantara mobil-mobil yang sedang di parkir oleh pemiliknya.

"Nah, kena kamu orang tolol!" dia menemukanku. Tiba-tiba dia muncul disampingku. Sontak aku kaget. Aku terpekik. Aku hendak berlari namun dengan cepat dia menarik ujung kaos yang kukenakan.
Dalam kepanikan dan ketakutan itu, aku sempat mengucapkan kata sayang kepadanya.

"Jangan begitu sayang. Lepaskan kaosku," dia menatapku. Entah kenapa, dia kemudian melepaskan kaosku. Aku lihat wanita itu malah seperti mau menangis.
Aku tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Aku mengambil ancang-ancang dan berlari menjauh dari wanita sinting tersebut.
Melihat aku lari, wanita itu berlari mengejarku sambil berkata 'Sayangku, tunggu aku sayangku..'.
Aksi kejar-kejaran pun tidak dapat terelakkan lagi. Aku terus berlari, wanita itu juga terus mengejarku sambil berkata seperti tadi, sehingga banyak orang yang tertawa karena melihat aku dan dia.

"Busyet! kenapa dia terus mengejarku," kataku dengan nafas tersengal.
Aku berhenti sebentar. Aku langsung menyetop kendaraan umum yang tampak mendekat ke arahku.
Kendaraan umum itu berhenti, aku langsung masuk ke dalam mobil tersebut. 'Mampus loe!' gumamku.
Aku melihat ke arahnya yang masih berlari kecil mengejarku.

"Ayo pak jalan," kataku pada sopir. Sopir itu menoleh ke arahku sebentar.

"Aduh, bensinnya kering," suara pak Sopir jelas aku dengar. Pak Sopir tersebut kemudian membuka pintu mobil dan keluar. Sementara wanita gila itu semakin mendekat ke mobil yang aku masuki.

"Sial!" aku menggeser dudukku ke pojok dan menundukan wajah2, karena aku takut ketahuan dia yang kulihat kini sudah berada disamping mobil yang di dalamnya ada aku.
Sesekali aku melirik ke arah wanita sinting itu. Aku lihat dia tengak-tengok seperti lagi mencariku. Aku semakin sibuk dengan menutupi wajahku.

"Sayangku, kamu dimana?" suara dia sepertinya sudah berada di dalam mobil.

"Bahaya ini! dia berada disini," gumamku dengan rasa takut.

"Nah...., ngumpet ya ngumpet..!
Ayo sayang kita pulang," sebuah tangan menarik kaosku. Terang saja aku gemetaran, karena dia orang sinting alias tidak waras.
Dia terus menarik-narik kaosku bahkan tanganku.

"Pergi sana, hust pergi," usirku. Namun dia menggelengkan kepala dan terus menarikku.
Di tengah ketakutanku itu, aku mendengar beberapa penumpang dan pak supir tertawa. Mereka menertawakan aku, karena rupanya mereka tau kalau wanita yang menarik-narik aku itu adalah wanita stress yang sering mondar-mandir di ruas jalan tersebut.

"Ayo sayangku kita pulang, pulang, pulang......!!!" suara wanita sinting itu keras. Orang-orang yang melihat kejadian itu pada tertawa terbahak. Sementara aku langsung bangkit dari tempat duduk dan hendak keluar dari dalam mobil.
Dia terus memegangi kaos dan lenganku. Dia ikut turun dari dalam mobil.
Aku yang tidak mau mengambil resiko, langsung menghentakkan pegangannya. Aku berlari kencang menjauh darinya.
Dia meraung-meraung memanggilku dengan kata sayangku. Namun siapa yang peduli. Aku terus berlari dan berlari, menjauh darinya hingga tidak terkejar dan tidak ditemukannya lagi. Dasar wanita sinting, stress, gila! (*)

0 Response to "Dikejar Wanita Sinting"

Posting Komentar

wdcfawqafwef