Template information

Selama 20 Tahun Tertipu Pernikahan Palsu


Rasa perih menyayat hatiku. Pilu tidak tergambarkan. Linangan air mata deras mengucur karena sesak
di dada.
"Sial benar nasibku. Betapa
bodohnya aku dulu. Hingga hal ini terjadi tanpa bisa kuberpikir panjang sebelumnya,"
Kusandarkan begitu saja tubuhku ke dinding kamar.
Sungguh, aku baru sadar kalau dibohongi oleh mas Sasongko selama ini. Pernikahan kami
ternyata bohong belaka!!!
Aku menatap ke masa silam, 20 tahun yang lalu. Dimana waktu itu umurku baru 17 tahun.

Aku seorang gadis yang berparas lumayan, hingga pada akhirnya aku
dipertemukan dengan mas
Sasongko, seorang pengusaha muda yang cukup berhasil.
Waktu itu, Aku dan mas Sasongko
bertemu disebuah Swalayan,
tepatnya di kios fashion miliknya.
Di sela-sela aku memilih pakaian
itulah kami kemudian berkenalan.
Mas Sasongko sendiri berparas
lumayan ganteng, sehingga
mampu membuat diriku berdebar-debar.
Perkenalan kami terus berlanjut dengan kedatangannya ke rumahku, karena memang aku sempat memberikan alamat rumah
kepadanya.
Berawal dari kedatangannya mas Sasongko ke rumahku, dia mulai sering mengajakku jalan-jalan disela kesibukannya membuka kios fashion miliknya.
Seringnya kami bertemu dan
berjalan-jalan, kemudian mas Sasongko mengutarakan cintanya kepadaku. Aku yang memang menaruh hati kepadanya, langsung
menerima cintanya tanpa berpikir panjang.
Hari demi hari aku lalui dengan suasana hati berseri, karena mas Sasongko begitu baik kepadaku.
Dia sangat perhatian kepadaku.
Pengorbanan cinta yang ia berikan
pun tidak tanggung-tanggung. Mas Sasongko sering memenuhi kebutuhanku meskipun aku tidak pernah memintanya.
Mas Sasongko mencukupi
kebutuhanku tiap bulan, mulai dari isi pulsa, kosmetik dan tetek bengek yang tidak perlu aku sebutkan disini.
Hubungan antara kami semakin hari bertambah lengket saja. Hingga pada suatu hari, mas
Sasongko mengutarakan niatnya untuk menjadikan aku seorang istri.
Aku yang mendengar hal itu, tentu saja sangat senang karena siapa sih wanita yang tidak mau dipersunting oleh lelaki tampan dan sukses seperti mas Sasongko, pikirku.
"Bagaimana dik Bunga? Apa kamu bersedia menjadi istriku?!" Kata dia kepadaku. Aku yang mendengar itu, pura-pura diam sebentar, padahal dalam hatiku berkata "Iya banget,".
Aku yang memang mencintainya, pun menjawab bersedia.
"Benar, dik Bunga mau menjadi istriku?"
"He'em, iya," Jawabku.
"Terima kasih dik Bunga, sepertinya kita memang digariskan untuk bersama," Kata dia, yang mana membuatku semakin tentram saja.

*

Pada suatu hari, mas Sasongko mengatakan akan segera menikahiku, dalam beberapa hari kedepan. Tentu saja aku kaget, karena aku dan keluargaku belum siap apa-apa. Namun dengan tenangnya, mas Sasongko bilang akan mengurus semua keperluan pernikahan tersebut.
Di hari berikutnya, mas Sasongko mengajakku keluar rumah. Kami duduk berdua disebuah Kafe tidak jauh dari Swalayan tempatnya membuka toko fashion.
Suasana tampak sepi, karena waktu itu memang sudah malam banget dan mungkin kebetulan pengunjung Kafe lagi sepi. Hanya kami dan beberapa orang saja di dalam Kafe tersebut.
Tajam mas Sasongko menatapku, sementara aku hanya bisa mengulas senyum dengan sesekali menundukkan wajah.
"Dik bunga. Malam ini kita menikah," Kata mas Sasongko dengan suara pelan namun terdengar tegas di telingaku.
"Malam ini kita menikah mas?" Suaraku yang terkejut.
"Iya dik. Aku akan menikahimu malam ini,"
"Tapi mas,"
"Tenang saja. Lihat ini, ini buku nikah kita berdua dik," Kata mas Sasongko, memotong suaraku.
"Oh.., sudah ada buku nikahnya, ya mas?" Kataku yang tampak bodoh karena keluguanku.
"Iya dik. Jadi, malam ini kita sudah syah menjadi suami istri,"
"Lho mas, bukankah pernikahan itu ada walinya?" Kataku yang merasa aneh saja atas ucapan mas Sasongko tadi, karena setahuku pernikahan itu harus ada wali mempelai, lha ini tidak ada.
"Tidak apa-apa, tidak ada walinya, yang terpenting adalah niat dari kita," Ujar mas Sasongko. Entah kenapa, aku mengangguk saja, kemudian mengiyakan ucapannya tersebut.
Dengan disaksikan cicak di dinding, malam itu aku dan mas Sasongko resmi menikah, meskipun tidak ada wali nikah di dekat kami.

Setelah pernikahan itu, aku tinggal satu rumah dengan mas Sasongko. Kehidupan rumah tangga kami berjalan normal, tidak ada yang aneh.
Setelah pernikahan berusia 20 tahun, prahara mulai muncul. Hal tersebut dikarenakan kami tidak kunjung dikaruniai anak. Ditambah lagi, usaha fashion kami dilanda kebangkrutan.
Tiap hari kami bertengkar sampai beradu fisik, yakni adanya tamparan ke wajahku, begitu juga sebaliknya.
Rumah tanggaku benar-benar carut marut.
Terlintas dibenakku untuk bercerai, karena aku sudah tidak tahan lagi dengan kekerasan yang aku alami. Hal itu aku katakan pada mas Sasongko.
Tanpa kuduga, mas Sasongko mengiyakan keinginanku untuk berpisah darinya.
Mas Sasongko kemudian pergi dari rumah dan tidak pernah kembali, sebulan lamanya.
Aku yang sudah tidak betah dengan keadaanku. Bergegas aku pergi ke Kantor Pengadilan Agama di daerahku dengan membawa dua buku nikah.
Sesampai di Kantor Pengadilan Agama, aku langsung mengutarakan maksud kedatanganku pada pegawai yang bertugas disana.
Dua buku nikah tadi aku berikan pada pegawai tersebut. Pegawai itu memeriksanya sebentar. Betapa terkejutnya aku, saat pegawai itu bilang kalau buku nikah itu palsu.
"Maaf bu. Buku nikah ini palsu. Tidak ada nama Bunga dan Sasongko di buku nikah ini," Kata pegawai itu, yang lantas memberikan buku tersebut kepadaku.
"Maksud bapak?" Dengan wajah tegang dan tidak percaya, aku buka dan kuperiksa buku nikah ditanganku. Aku kaget, badanku mendadak lemas. Ternyata buku nikah itu kosong, tidak ada nama siapapun di dalamnya.
Dengan perasaan malu, geram pada mas Sasongko, aku kemudian keluar dari ruangan tersebut.
Aku hempaskan tubuhku di bangku panjang depan Kantor Pengadilan Agama. Sakit! Perasaanku benar-benar hancur lebur. Selama ini ternyata aku telah dibohongi oleh mas Sasongko.

"Kenapa aku baru sadar dengan hal ini?!!!
Kenapa dulu aku menurut saja atas omongannya!!!" Rasa marah dan penyesalan menyesakkan dadaku.
Aku melangkah gontai meninggalkan Kantor Pengadilan Agama. (*)

0 Response to "Selama 20 Tahun Tertipu Pernikahan Palsu"

Posting Komentar

wdcfawqafwef