Template information

Kutukan Nenek Blorok Pada Putri Salju



                            Kutukan Nenek Blorok Pada Putri Salju


Konon di sebuah perbukitan tidak jauh dari Gunung Sundoro, ada seorang nenek sakti yang kesehariannya mencari kayu bakar.
Dia sudah puluhan tahun tinggal di sebuah gubug seorang diri. Setiap hari wanita renta yang dikenal oleh masyarakat bernama Nenek Blorok itu ditemani oleh seekor ayam betina berjenis blorok.
Saat kabut datang menyelimuti puncak Sundoro, nenek Blorok menekur seorang diri dengan berselimut kain kumal pemberian dari seseorang sepuluh tahun lampau.

Nenek Blorok tiada pernah berkeluh kesah atas hidup yang ia alami, semua dia jalankan sesuai keinginannya yang dianggap baik. Begitu juga dengan segala pekerjaan yang nenek Blorok lakukan, dia menjalankannya dengan rasa ikhlas.

Hingga pada suau hari, datanglah seorang gadis nan jelita datang secara tiba-tiba di pondokan wanita renta itu. Gadis tadi bermaksud ingin mengambil ayam blorok piaraan sang nenek. Sebab dalam mimpinya sang gadis, dia harus menyembelih ayam tersebut dan memakan dagingnya jika ingin bersanding dengan sang pangeran pujaan.

“Mimpi itu? Aku harus segera mendapatkan ayam blorok milik nenek Reben!” Putri Salju tersentak dengan mimpinya semalam. Saat itu juga sang Putri langsung berangkat ke tempat nenek Blorok.
Agak tergesa Putri Salju menuju kediaman sang nenek. Jarak antara tempat tinggal sang Putri dengan gubug nenek Blorok tidak terlalu jauh, hanya beberapa jam saja gadis tersebut sudah sampai di pondokan wanita renta yang dimaksud.

Putri Salju tahu benar jika saat itu nenek Blorok sedang sibuk mengumpulkan kayu bakar di dekat tebing, gadis tersebut terus mengendap mendekati kandang si blorok ayam incarannya.
“Itu dia si blorok,” ucapnya. Dia menoleh ke sekeliling, tapi keadaan dirasanya memang aman.
Tidak menunggu lama, Sang Putri Salju dengan sigap menangkap aya blorok milik sang nenek, lantas membawanya pergi dari tempat tersebut.

Di tempat lain, nenek Blorok langsung menghentikan ayunan sabit ke sebuah batang kayu kering.
“Blorok! Apa yang sedang terjadi dengan ayamku?!” bergegas nenek renta itu mengumpulkan potongan kayu di hadapannya, mengikatnya dan membawa pulang.
Betapa terkejutnya sang nenek saat mendapati kurungan si blorok sudah terlentang terbalik.
“Blorok! Blorok!!!” suaranya serak memanggil ayam kesayangannya. Dirinya bertambah kalut sebab yang di cari tidak diketemukan.

Kabut tipis datang berarak di atas perapian yang Putri Salju buat. Gadis itu tersenyum dengan senangnya karena daging si blorok sebentar lagi matang dan ia makan.
“Sebentar lagi sang pangeran pasti bertekuk lutut kepadaku!” gumam Putri nan jelita.
Saat ini Putri Salju hidup sendiri tanpa kedua orangtuanya, sebab dia telah dibuang ke hutan beberapa tahun lalu karena sebuah kesalahan yang diperbuat.

Pada saat dirinya masih hidup di lingkungan istana, Putri Salju selalu merindukan untuk bisa hidup bersama pangeran, tapi kesalahan sangat fatal yang ia lakukan pada keluarga kerajaan telah mengantarkannya mendapatkan hukuman, putri jelita itu mau tidak mau harus hidup di tengah hutan seorang diri.
Setiap hari Putri Salju menjalani hidup dalam keterasingan dan kesedihan hingga pada akhirnya dia dipertemukan dengan seorang wanita renta yang tidak lain ialah nenek Reben atau masyur dengan nama nenek Blorok, tapi sayang... karena sebuah bisikan aneh kemudian sang putri menjauh dari nenek itu dan berani berbuat kejahatan.

Putri Salju ingat kalau beberapa minggu lagi hukumannya berakhir dan dia akan dijemput oleh beberapa pengawal untuk kembali ke kerajaan. Namun putri cantik itu seketika bersedih sebab cintanya kepada sang pangeran pasti tertolak!
“Seingatku, tepat purnama ini Aku bebas dari hukuman dan bisa kembali ke istana. Tapi, tentunya pangeran akan menolakku karena perbuatan waktu itu. Bagaimana ini?!”
Rasa gundah langsung menjalari perasaan putri yang wajahnya masih menyiratkan kecantikan meskipun lama hidup di tengah hutan. Ia duduk tidak jenak di atas bongkahan batu hitam dengan sorot mata tajam menatap langit gelap.

Tiba-tiba di dengar oleh sang putri, suara aneh yang terus berbisik di telinganya agar dia tidak cemas dalam mendapatkan cintanya sang pangeran, tapi dengan satu syarat bahwa dirinya harus memakan daging seekor ayam blorok peliharaan seorang nenek. Bahkan bisikan aneh tersebut sering masuk ke alam mimpi sang putri.

Putri Salju tersenyum, ayam yang dipanggangnya sudah matang. Berlahan Putri cantik itu melahap daging ayam milik nenek Reben yang di curinya. Terbayang oleh sang putri, sebentar lagi sang pangeran akan menyanding dirinya.

“Dasar kamu putri terlaknat! Beraninya mencuri dan memakan si blorok kesayanganku!!!”
Suara sedikit parau mengagetkan Putri Salju. Bentakan dari seorang nenek renta itu menggetarkan dirinya hingga daging ayam yang ia pegang terjatuh ke tanah.

“Nenek Blorok?” wajah sang putri pucat pasi, dia tidak menyangka kalau pemilik ayam akan datang dan mengetahui perbuatannya.
“Karena kamu telah membunuh ayam kesayanganku dan memakan dagingnya, maka jadilah kamu ayam blorok!!!”
Seketika tubuh putri cantik berubah menjadi seekor ayam blorok. Ucapan nenek sakti itu telah mengutuk sang putri.
Setiap hari blorok jelmaan Putri Salju mendapat perlakuan kasar dari nenek Reben yang marah besar. (*)


0 Response to "Kutukan Nenek Blorok Pada Putri Salju"

Posting Komentar

wdcfawqafwef