Template information

Matamu, Matamu, Matamu



"Lihatlah tatapan matanya Ren, bikin nggak kuku!" Kata Vita dengan menyenggol Renita. Cewek berbaju abu-abu itu sontak menoleh. Dengan melempar pandangan ke arah cowok tak jauh dari mereka berdua, Reni sempat tertegun karena langsung tatapannya beradu dengan sorot mata cowok yang dimaksud.

"Iya Vit, tatapannya tajam laksana elang hendak menerkam, hikhiiiks," Langsung Reni mencubit lengan Vita saking tidak tahannya oleh sorot mata pemuda rupawan.
Mereka jadi tak nyaman duduk karena cowok itu terus memperhatikannya. Dag dig dug detak jantung Vita dan Reni kian kencang tatkala David berjalan mendekat ke arah kedua gadis tersebut.

"Hei, boleh saya duduk disini?"

"Oh silahkan, silahkan," Jawabnya Vita hampir bersamaan dengan Reni. Kedua cewek tadi menggeser duduknya. David tersenyum, sejurus lelaki tampan berambut agak gondrong itu mulai berbasa-basi dengan bercuap-cuap menggoda. Tampak Reni dan Vita tersenyum-senyum oleh sedikit pujian David. Lelaki itu memang dikenal pandai merayu perempuan bahkan banyak teman yang menjulukinya seorang Playboy. Tak heran jika David pandai melontarkan kata-kata pujian pada lawan jenis mengingat dirinya seorang yang tampan sering dikelilingi cewek-cewek cantik.
David memang seorang yang tidak pernah merasa puas kalau belum menaklukkan banyak wanita, jadi tak heran kalau ia langsung melancarkan aksinya saat melihat cewek berjidad licin.

Cuaca langit yang panas itu membuat mereka bermandikan peluh. Vita merogoh tas kecil di pangkuan bermaksud mengambil selembar tissu. "Aduh, maaf ya, Maaf...," Siku Vita menyodok kepala David yang kebetulan hendak mengambil ranting kering yang tergeletak di tanah.

"Oh nggak apa-apa kok.
Ehmmm, dari tadi kita belum kenalan, ya? Kenalkan namaku David," Ucap David tersenyum. Kedua gadis di dekatnya kemudian bergantian memperkenalkan diri.

"Namaku Vita,"

"Namaku Reni. Kak David tinggal dimana?" Sambung Reni yang memang agak ganjen dibandingkan si Vita. Bahkan Reni berulangkali mengedipkan mata indahnya kepada David.

"Aku tinggal di dekat sini, di ujung jalan sana. Kapan-kapan kalian mampir, ya," Kata David dengan menunjuk ke sebuah gang jalan tidak jauh dari halte bus tempat mereka berada kini.
Apa yang dilakukan Reni rupanya diketahui Vita, cewek itu langsung cemberut karena keduluan si Reni dalam menggoda David.

"Aduh!!! Sialan tuh orang, mengemudi nggak lihat-lihat kalau ada botol mineral lagi tiduran di jalan, huh!" Seru David saat tiba-tiba tutup botol air mineral melesat mengenai tubuhnya, sebuah sedan melaju cepat agak kepinggir badan jalan dan melindas botol mineral tersebut, Vita dan Reni pun mengulum senyum.

"Eiiiits, jangan marah mas, gantengnya hilang lho, hikhikhiiiks," Kata Reni dan cekikikan dengan menutupkan telapak tangan ke mulut, begitu juga dengan Vita yang mengulas senyum.

"Ok Vita, Reni. Aku tinggal dulu, ya. Itu temanku memanggil. Jangan lupa kapan-kapan main ke tempatku, bye," David meninggalkan Vita dan Reni yang sebenarnya masih betah mengobrol bareng pemuda itu sampai-sampai keduanya merelakan menunda pulang walau berkali-kali bus dengan jurusan ke tempat mereka berganrian lewat.

"Matamu, matamu, matamu mas David, bikin kita nggak kuat...!!!" Kata Reni dengan sedikit melagukan. Mereka cekikian, lantas naik ke bus untuk pulang.
Disepanjang perjalanan dalam bus itu Vita dan Reni tak habisnya membahas ketampanan David dengan tatapan matanya yang tajam bak mata elang mengintai mangsa. (*)

0 Response to "Matamu, Matamu, Matamu"

Posting Komentar

wdcfawqafwef