Template information

Nasib Tragis Cwe Leng Penebar Jarum Neraka


Nasib Tragis Cwe Leng Penebar Jarum Neraka.

Sekelompok remaja meregang nyawa dengan tragis setelah bertahun-tahun mengkonsumsi obat-obatan terlarang.
Di sebuah ruko pinggiran Kota Jakarta itu mereka pesta shabu dan minuman keras. Jarum suntik dan peralatan narkoba lainnya tampak berserakan diantara tubuh yang membujur kaku membiru.
Tidak diketahui dengan jelas apa yang sering mereka lakukan di ruko bertingkat lima tersebut. Diantara mereka sering datang bergerombol maupun perorangan ke tempat itu dan melakukan yang di haramkan serta dilarang oleh negara.
Usia mereka relatif masih muda, kira-kira diantaranya banyak yang masih duduk di bangku SMU. Sekelompok remaja tadi biasa melakukan pesta narkoba pada Sabtu sore.

Udara panas Kota Jakarta tak menyurutkan Robert dan Vina dalam meraih asa. Kedua orang tadi terus memacu sepeda motor menyusuri ramainya jalanan Ibu Kota. Di pertigaan jalan, mereka sempat memelankan laju kendaraan. Brak!!! Sesuatu tersenggol oleh gerobak sayur yang melintas, Robert memandangnya sebentar, lantas menggeber kendaraan yang ia tunggangi.

"Hai hai hai..., selamat datang Robert, Vina. Silahkan masuk. Aman kan?" Seorang pria bermata sipit menyambut kedatangan Robert dan temannya.
"Aman boss, tenang saja," jawabnya Robert dan menarik lengannya Vina agar cepat masuk.
"Ok Bert, sesuai perjanjian kita selama ini, barang ditunjukan dulu," lelaki itu mengingatkan.
"Ah si boss ini, ok ok. Ini boss, barangnya lebih bagus dari biasanya,"
"Oh ya, coba bawa kesini,"

Barang dalam bungkusan kertas coklat yang di lagban itu diberikannya kepada lelaki bermata sipit.
"Bagaimana boss?"
"Aku cek dulu kualitasnya Bert. Silahkan diminum dulu ini,"

Setelah meletakkan dua gelas berisi jus orange, lelaki tadi dengan sangat berhati-hati membuka bungkusan dari Robert.
Beberapa bungkusan kecil plastik transparan ia ambil dan mengamatinya, lalu dibukanya dan di cicipi.
"Benar-benar barang bagus, bagus sekali ini barang,"

Setelah mendapatkan bayarannya, Robert dan Vina langsung meninggalkan tempat tersebut. Sementara lelaki bermata sipit tampak tersenyum-senyum, terbayang olehnya kalau sebentar lagi dirinya akan mendapat keuntungan lima kali lipat dari pelanggan.

Lelaki bermata sipit yang biasa dipanggil Cwe Leng itu membenahi ruangan rukonyaa, dia sangat tahu bahwa sebentar lagi banyak orang datang ke tempatnya untuk mencari barang yang Robert berikan tadi.

Suasana pinggiran Kota Jakarta di sore itupun masih menampakan keruwetan lalu lintas. Di rukonya, Cwe Leng mulai menerima kedatangan orang-orang yang ia tunggu. Suasana ruko Cwe Leng mulai ramai, diantara mereka yang datang sudah tidak sabaran untuk menikmati obat-obatan terlarang tersebut.
Pipa bong, jarum suntik, serta peralatan lain sudah di atas meja bersama bubuk putih yang membuatnya bak di surga.

Tidak lama berselang pesta sudah dimulai. Lembaran uang menumpuk di atas meja milik Cwe Leng. Orang-orang yang biasanya fly di tempat itu juga sudah mulai menikmati sajian di hadapannya yang berupa puthaw, shabu, heroin, serta minuman beralkohol berkualitas eksport.

Petang itu tempat tinggal Cwe Leng berubah menjadi diskotik dadakan. Musik disco remix khas kelap malam diputar dengan keras. Tidak perduli dengan suasana di luar sana yang penuh hilir mudik kendaraan dan pejalan kaki, pokoknya pesta asik akan terus berlanjut, begitu kira-kira yang ada di benak mereka.

Selama itu, Cwe Leng merupakan bandar narkotika yang sebetulnya keberadaannya sudah diketahui orang banyak di sekitar tempat itu, tapi karena lelaki sipit itu memiliki backing yang cukup kuat sehingga pekerjaan haramnya tak tersentuh oleh tangan hukum.

Waktu kian malam, pesta obat terlarang terus berlanjut bahkan semakin menggempita.
Tiba-tiba, beberapa dari orang-orang itu merasakan lain dari biasanya. Mereka menggigil setelah menancapkan jarum suntik di lengan, begitu juga dengan Cwe Leng yang beberapa kali menyuntik lengan kirinya, tubuhnya mengejang dan gelojotan ambruk ke lantai.
Tidak ada yang tahu kenapa mereka seperti itu, yang jelas narkotika dari Robert sudah di cek dan hasilnya bagus.

Jauh dari tempatnya Cwe Leng, dua orang tertawa terbahak di sebuah kamar.
"Pada mampus itu orang-orangnya Cwe Leng malam ini, dia kira kita bodoh apa! Rasakan kamu Cwe Leng!!! Hahahaaa,"
"Iya benar Bert, biar mampus itu orang-orang, salah siapa menyakita kita, ya kan?"
Tertawanya Robert dan Vina bertambah membahana menghantam dinding kamar. Dua orang itu rupanya masih dendam atas perlakuan Cwe Leng beberapa bulan terakhir ini. Saking kesalnya terhadap lelaki bermata sipit itu, kemuadian Robert mencampurkan zat kimia mematikan kedalam beberapa jenis narkoba yang akan dikonsumsi Cwe Leng dan pelanggannya.
Tubuh Cwe Leng kejang-kejang dan mulai membiru, begitu juga dengan yang lainnya. Sekarang mereka dalam ratapan memilukan karena pengaruh serangan zat kimia berbahaya yang Robert dan Vina campurkan.

Tubuh mereka menggelepar-gelepar bagaikan ayam di sembelih. Bandar narkoba dan pelanggannya  meregang nyawa dan tak seorangpun dapat menolongnya. Penebar jarum neraka itu mati dengan tragis, tubuhnya membiru dan kaku. (*)

0 Response to "Nasib Tragis Cwe Leng Penebar Jarum Neraka"

Posting Komentar

wdcfawqafwef